Alasan Erick Pilih Purnawirawan TNI Jadi Dirut MIND ID: Jam Terbang

Intinya sih...
- Maroef Sjamsoeddin ditunjuk menjadi Dirut MIND ID, menggantikan Hendi.
- Penunjukkan Maroef disebabkan oleh pengalaman dan jam terbang yang mumpuni.
- Pergantian direksi di BUMN dianggap sebagai rotasi yang biasa dilakukan.
Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir menunjuk Purnawirawan TNI Angkatan Udara Maroef Sjamsoeddin menjadi Direktur Utama MIND ID, menggantikan Hendi Prio Santoso.
Juru Bicara Kementerian BUMN, Putri Viola mengatakan salah satu alasan penunjukkan Maroef adalah pengalaman alias jam terbang yang mumpuni.
“Kalau teman-teman tanya kenapa kemudian terpilih Pak Maroef ini, kalau kita lihat mengenai jam terbang, mengenai pengalaman, juga sudah cukup mumpuni, sudah ada pengalaman, waktu itu menjadi Dirut Freeport juga,” kata Putri di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
1. Maroef dinilai cocok jadi Dirut MIND ID
Melihat pengalamannya, Maroef dinilai cocok menjadi Dirut MIND ID, menggantikan Hendi.
“Nah ini menjadi salah satu hal yang membuat rasanya sosok Pak Maroef ini cocok untuk bisa menjadi pemimpin di MIND ID,” ucap Putri.
2. Pergantian Direksi adalah hal biasa
Namun, Putri mengatakan pergantian direksi di BUMN merupakan hal yang biasa dilakukan.
“Jadi ini biasa kok teman-teman, ini merupakan rotasi yang biasa,” tutur Putri.
3. Profil Maroef Sjamsoeddin
Maroef Sjamsoeddin lahir pada 1970, dan kini berusia 55 tahun saat ini. Dia adalah anak dari Sjamsoeddin, seorang purnawirawan berpangkat Letnan Kolonel. Kakaknya, Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin adalah Menteri Pertahanan dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Dia tercatat sebagai Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU). Ia pun berhasil memperoleh gelar Master of Business Administration dari Jakarta Institute Management Studies.
Maroef merupakan purnawirawan TNI AU dengan pangkat terakhir marsekal muda. Dia berasal dari Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1980.
Selama karier militernya, dia pernah menjabat sebagai Komandan Skadron 465 Paskhas, Atase Pertahanan RI untuk Brasil, Direktur Kontra Separatis BIN, Sahli Hankam BIN.
Dilansir dari berbagai sumber, Maroef Sjamsoeddin pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2011- 2014.
Selain di dunia intelijen, Maroef juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia pada periode 2015 hingga 2016.
Namanya sempat mencuat dalam kasus "Papa Minta Saham" pada 2015 yang melibatkan Setya Novanto yang saat itu menjabat Ketua DPR RI. Dalam kasus tersebut, Maroef merekam pertemuan antara Setya Novanto, pengusaha Mohammad Riza Chalid, dan dirinya sendiri.
Dalam rekaman tersebut, Setya Novanto diduga meminta saham Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Rekaman ini menjadi bukti dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, yang berujung pada pengunduran diri Setya Novanto dari jabatan Ketua DPR pada 2015.