5 Alasan Utama Perusahaan Melakukan IPO, Ekspansi Bisnis!

Dilansir Business Standar, IPO atau Initial Public Offering adalah perusahaan menawarkan kepemilikannya untuk pertama kali kepada masyarakat umum. Tujuannya untuk mendapatkan dana 'segar' yang dapat dialihfungsikan untuk beberapa kepentingan. Sebut saja seperti ekspansi bisnis atau sekadar menambah modal bagi perusahaan. 

Terdapat 4 syarat bagi perusahaan yang ingin mengajukan IPO, yakni:

• Memiliki aset nyata minimal Rp100 Miliar;
• Terdapat struktur organisasi yang jelas dalam perusahaan tersebut;
• Akuntansi dan keuangan terstruktur dengan baik dan rapi; dan
• Telah menetapkan batas minimal saham IPO yang ditawarkan yakni 150 juta lembar saham.

Lalu, apakah alasan perusahaan melakukan IPO? Tentu IPO dilakukan bukan tanpa tujuan, lho. Ada beberapa tujuan khusus yang hendak dicapai oleh perusahaan dalam menawarkan sebagian kepemilikannya. Simak detailnya berikut ini. 

Secara tidak langsung, IPO dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata khalayak umum. Hal ini dikarenakan Bursa Efek Indonesia mempromosikan perusahaan tersebut melalui website. 

Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia dan berbagai perusahaan sekuritas sebagai penjamin emisi tentu melakukan penilaian pada perusahaan. Contohnya, apakah perusahaan tersebut layak dan pantas menawarkan sebagian kepemilikannya kepada khalayak umum? 

Dengan begitu, jika kamu ingin terjun ke dunia IPO, kamu tak perlu khawatir akan kredibilitas perusahaan yang ingin kamu beli kepemilikannya karena sudah terjamin aman.

Valuasi merupakan nilai yang didapatkan suatu bisnis atau perusahaan atas kinerja dan kondisi keuangannya. Dengan adanya kepemilikan saham perusahaan melalui proses IPO, suatu company tentu dapat meningkatkan valuasi perusahaannya. Terlebih lagi, jika perusahaan tersebut secara fundamental dinilai baik dan 'sehat' dari sisi keuangan. 

Di samping itu, suatu perusahaan bisa dikenal banyak orang tentu tak luput dari proses perhitungan valuasinya. Sebenarnya, ada banyak cara perusahaan bisa meningkatkan valuasi. Misalnya, membentuk tim yang solid, inovasi produk berkelanjutan, dan sebagainya. Namun, ini semua rasanya mustahil bisa dilakukan jika tanpa dana dari investor ataupun masyarakat. 

Untuk bisa melakukan ekspansi atau strategi bisnis lainnya, sebuah perusahaan tentu membutuhkan dana segar berupa dana likuid (cash). Bagi perusahaan yang enggan untuk berutang pada pihak bank, biasanya akan melakukan proses IPO guna mendapatkan dana segar dari khalayak umum.

Sebagai imbal hasilnya, investor akan mendapatkan keuntungan dari hasil kinerja perusahaan berupa capital gain, yaitu naiknya harga saham dari waktu ke waktu atau dividen, berupa laba alias keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. 

Jadi, bisa disimpulkan bahwa tak hanya dari sisi perusahaan saja yang bisa mendapatkan keuntungan. Namun, para investor juga dapat keuntungan double yang pastinya sangat menggiurkan.

Perusahaan yang sudah menyandang status Tbk tentu memiliki nilai plus tersendiri, terutama bagi para pekerja dan calon pekerja. Sebab, pekerja nantinya akan menilai bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dinilai cukup stabil dalam keuangan. Selain itu, perusahaan Tbk juga dinilai mampu mengembangkan bisnis berkelanjutan. 

Hal ini tentu berkaitan dengan jenjang karier pekerja yang ingin mengabdi di suatu perusahaan hingga masa pensiun nanti. Citra perusahaan Tbk diklaim stabil, baik, dan aman untuk dijadikan tempat mengabdi hingga pensiun kelak. 

Dikutip Klik Pajak, perusahaan yang sudah go public di Indonesia mendapatkan sebuah hak berupa pajak penghasilan dari pemerintah sebesar 3 persen. Terdapat beberapa syarat tertentu guna mendapatkan penurunan pajak penghasilan dari 22 persen dan 20 persen menjadi 3 persen. 

Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbatas, menurut pasal 3 ayat (2), berbunyi:

• Saham dikuasai setidaknya 300 pihak
• Setiap pihak di dalam Perseroan Terbuka (PT) hanya diizinkan menguasai saham di bawah 5 persen dari keseluruhan saham yang diperdagangkan dan disetor penuh
• Saham yang diperdagangkan dan disetor pada bursa efek wajib dipenuhi dalam kurun waktu paling sedikit 183 hari dari kalender selama jangka waktu 1 tahun pajak
• Wajib membuat laporan kepada Dirjen Pajak

Semoga penjelasan mengenai alasan perusahaan melakukan IPO di atas membuka wawasanmu, ya. Dengan wawasan baru, tentu masyarakat selain menjadi paham, harapannya dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui IPO, nih. Jadi, apakah kamu sudah memutuskan untuk bergelut di dunia IPO?