Amazon Bantah Isu Terima Bitcoin Jadi Alat Pembayaran
Jakarta, IDN Times – Amazon membantah laporan media yang menyebut raksasa e-commerce Amerika Serikat (AS) tersebut ingin menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran pada akhir tahun ini.
“Terlepas dari minat kami pada bidang itu, spekulasi yang terjadi di sekitar rencana khusus kami untuk cryptocurrency tidak benar,” kata juru bicara Amazon, Senin (26/7/2021).
“Kami tetap fokus untuk mengeksplorasi seperti apa tampilannya bagi pelanggan yang berbelanja di Amazon,” tambahnya, menurut Channel News Asia.
1. Amazon buka lowongan terkait cryptocurrency
Isu Amazon ingin menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran disampaikan oleh surat kabar City AM London, mengutip “orang dalam” yang tidak disebutkan namanya.
Sebelumnya pada 22 Juli, perusahaan yang didirikan Jeff Bezos itu mem-posting lowongan pekerjaan untuk posisi pemimpin produk mata uang digital dan blockchain.
2. Berita tersebut membuat harga crypto melambung
Pasca pemberitaan tersebut, harga cryptocurrency terbesar di dunia itu naik sebanyak 14,5 persen sebelum turun kembali di akhir perdagangan dan hanya naik 6 persen di angka 37.684,04 dolar AS.
Sebelumnya pada Senin (26/7/2021), harga Bitcoin kembali melonjak di atas 39 ribu dolar AS untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juni. Menurut data CoinDesk, Bitcoin diperdagangkan di sekitar 38.567 dolar AS pada pukul 7:10 waktu AS di hari Senin. Itu berarti harganya naik hampir 12 persen dalam 24 jam terakhir.
Pada hari yang sama, harga Bitcoin sempat melonjak sebanyak 12 persen menjadi 39.544 dolar AS, level tertinggi sejak 16 Juni.
3. Makin banyak perusahaan terima Bitcoin
Saat ini ada semakin banyak perusahaan yang mulai menerima mata uang virtual untuk pembayaran. Langkah ini membawa kelas aset yang telah dijauhi oleh berbagai lembaga keuangan besar tersebut menjadi lebih dekat ke arus utama pembayaran.
Pekan lalu, Chief Executive Officer Tesla Elon Musk mengatakan perusahaan mobil listriknya tersebut kemungkinan besar akan mulai kembali menerima Bitcoin sebagai pembayaran setelah melakukan uji tuntas pada jumlah energi terbarukan yang digunakan untuk menambang mata uang tersebut.
