Angkasa Pura Merger, RI Punya Operator Bandara Terbesar ke-4 Dunia

- PT Angkasa Pura I dan II akan merger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (API) dengan 35 bandara yang dikelola.
- Setelah merger, PT API dipimpin oleh Faik Fahmi dengan enam direksi lainnya, tanpa entitas terpisah di AP I dan AP II.
- Penggabungan entitas ditargetkan rampung pada Juli mendatang untuk meningkatkan efisiensi dan pendapatan non-aeronautikal di bandara.
Jakarta, IDN Times - Indonesia akan memiliki operator bandara terbesar ke-4 di dunia dengan penyelesaian merger PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II).
Saat ini, AP I dan AP II sudah berada di bawah koordinasi PT Angkasa Pura Indonesia (API). Namun, secara entitas, kedua perusahaan itu masih berdiri di bawah bendera perseroan terbatas masing-masing. Adapun total bandara yang dikelola ialah 35 bandara.
Direktur Utama Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata InJourney, Dony Oskaria, mengatakan, AP I dan AP II tak lagi menjadi entitas terpisah dan hanya akan tersisa satu entitas, yakni PT API.
“InJourney Airport itu kan sebetulnya dari tahun lalu sudah kita bentuk Indonesian Airport dan ini menjadi PSN (proyek strategis nasional) ya. Kalau teman-teman lihat dengan konsolidasi ini operator airport kita menjadi airport nomor empat terbesar di dunia,” kata Dony usai media briefing MotoGP Mandalika 2024 di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
1. Direksi tak terpisah lagi

Saat ini, PT API dipimpin oleh Faik Fahmi selaku Direktur Utama. Kemudian, ada enam direksi lainnya di PT API. Adapun AP I dipimpin oleh MMA Indah Preastuty selaku Direktur Utama dan ada Wahyudi selaku Direktur Operasi. Kemudian, AP II dipimpin oleh Agus Wialdi selaku Dirut dan Agus Haryadi selaku Direktur Operasi.
Dengan disatukan secara entitas, maka nantinya direksi operator bandara itu tak dipisah lagi dan hanya ada di PT API.
“Iya kan sekarang direksinya sudah tinggal sedikit. AP I, AP II kan cuma dua. Ini kan memang sudah dari tahun lalu proses ini. Nanti ini akan bergabung dan akan ada regional director, karena jadi besar kan,” ucap Dony.
2. Ditargetkan proses penggabungan entitas rampung Juli

Dony mengatakan, proses penggabungan entitas Angkasa Pura masih berjalan dan ditargetkan rampung pada Juli mendatang.
“Intinya kan ini menjadi satu ekosistem. Mulai dari airport, aviation services, tourism, kalau ini menjadi satu kesatuan ekosistem, tentu kita harapkan menjadi satu kolaborasi yang menjadi lebih baik,” ucap Dony.
3. Angkasa Pura Indonesia bakal geber pendapatan di luar penerbangan

Dony mengatakan, penggabungan AP I dan II diharapkan meningkatkan efisiensi, efektivitas penggunaan sistem, struktur organisasi, standar operasional prosedur (SOP), dan sebagainya.
Selain itu, usai penggabungan, InJourney selaku induk holding akan menggenjot pendapatan di luar jasa penerbangan (non-aeronautikal) di bandara-bandara API. Pendapatan yang digenjot terutama dari penyewaan lahan untuk ritel-ritel di bandara.
“Kita masih belum balance. Jadi kita masih dominannya itu di aero. Rata-rata pendapatan kita di non-aero itu saat ini itu 3 dolar AS per pax. Kalau kita bandingkan dengan Changi, dengan Incheon rata-rata mereka 13 dolar per pax AS. Jadi room to growth kita masih sangat besar,” ucap Dony.