APBN Surplus Rp131,8 triliun, Hampir 6 Kali Lipat Dibanding 2022

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 28 Februari mengalami surplus sebesar Rp131,8 triliun. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Untuk total postur, positif atau surplus Rp131,8 triliun. Bandingkan tahun lalu posisi Februari surplusnya hanya Rp19,9 triliun. Ini naiknya hampir 6 kali lipat, 5,6 kali lipat," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
1. Realisasi pendapatan negara hingga Februari capai Rp419,6 triliun

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menyebut bahwa realisasi pendapatan negara hingga Februari mencapai Rp419,6 triliun, terdiri dari penerimaan perpajakan Rp333,2 triliun (pajak Rp280 triliun, kepabeanan dan cukai Rp53,3 triliun) dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp86,4 triliun.
"Ini artinya 17 persen dari total pendapatan dari tahun ini sudah dikumpulkan," tuturnya.
2. APBN sudah dibelanjakan sebanyak Rp287,8 triliun

Tercatat bahwa realisasi belanja negara mencapai Rp287,8 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp182,6 triliun (kementerian/lembaga Rp76,4 triliun dan non-kementerian/lembaga Rp106,2 triliun). Sedangkan belanja transfer ke daerah sebesar Rp105,2 triliun.
"Bulan Januari akhir Rp141 triliun yang dibelanjakan. Jadi (Februari) ini kenaikan yang cukup signifikan," tuturnya.
3. Kondisi APBN sampai Februari masih kuat

Dia menjelaskan, kondisi global masih dihadapkan pada peningkatan tekanan geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga, dan volatilitas pasar keuangan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 diproyeksi tetap stabil, ditopang utamanya kinerja dari sektor riil dan eksternal serta fiskal dan moneter.
Kinerja APBN hingga Februari 2023 mencatatkan surplus, didukung kinerja pendapatan yang masih kuat dan tren belanja yang positif. Ditambah, sebagai shock absorber, APBN tetap solid menjaga pemulihan dan momentum transformasi ekonomi.
"Jadi itu situasi APBN sampai Februari yang kondisinya jauh lebih kuat dibandingkan Januari-Februari tahun lalu dilihat dari posturnya dan dari sisi penerimaan maupun belanja," tambah Sri Mulyani.