Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahlil Rayu Sederet Perusahaan Jerman Ekspansi ke Indonesia

Menteri Investasi/Kepala Bahlil Lahadalia rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/9/2021) ( ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj)

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bertemu dengan sejumlah pengusaha Jerman selama 7-8 Oktober 2021. Dalam kunjungan tersebut, Bahlil membahas rencana ekspansi bisnis mereka ke Indonesia.

Menteri Investasi mendorong perusahaan-perusahaan Jerman tersebut untuk melakukan kemitraan dengan UMKM atau pengusaha Indonesia. Dia juga menyampaikan dukungan yang akan diberikan pemerintah Indonesia terkait insentif dan perizinan yang diperlukan.

“Kami membuka diri terhadap rencana investasi perusahaan-perusahaan ini, dengan kemudahan proses perizinan investasi melalui online single submission (OSS), insentif dan kemudahan-kemudahan lain, kita berharap investasi mereka segera terealisasi,“ kata Menteri Bahlil dalam keterangan tertulis KBRI Berlin yang diterima pada Selasa (12/10/2021).

1. Kedubes RI untuk Jerman dorong perusahaan investasi dan bangun pabrik di Batang

Ilustrasi pabrik. (IDN Times/Arief Rahmat)

Selama kunjungan kerjanya di Jerman, Menteri Bahlil telah melakukan pertemuan dengan Beurer, BASF, SEW Eurodrive, Fairventures Social Forestry, B Braun, dan Volkswagen.

Menurut Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, pemerintah Indonesia menawarkan kepada perusahaan-perusahaan Jerman tersebut untuk membuka pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang.

Dia pun menekankan hal itu harus menjadi bahan pertimbangan penting bagi para perusahaan. Sebab, di kawasan industri yang berlokasi di Jawa Tengah tersebut, Kementerian Investasi/BKPM telah menyiapkan berbagai kemudahan perizinan, insentif bebas biaya sewa lahan, keringanan pajak, serta sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

"(Tawaran ini) tentu sejalan dengan target Eropa untuk pengurangan emisi karbon global, harus menjadi bahan pertimbangan penting bagi perusahaan-perusahaan Jerman ini,“ tutur Dubes Havas.

Dubes Havas juga menyatakan kesiapan seluruh perwakilan RI di Jerman untuk bersinergi dengan Kementerian Investasi/BKPM dalam menindaklanjuti hasil kunjungan kerja dan mengawal rencana investasi tersebut hingga terealisasi.

2. Bahlil temui BASF dan VW untuk bahas industri mobil listrik

ilustrasi mobil listrik (pexels.com/mikebirdy)

Bahlil bertemu dengan dua perusahaan terkait pengembangan industri mobil listrik. dalam pertemuan dengan BASF, Menteri Bahlil menyambut baik rencana perusahaan tersebut untuk mendirikan industri pemurnian nikel sebagai bagian dari komponen untuk pembuatan baterai bagi mobil listrik.

Bahlil mendorong BASF agar meningkatkan investasinya setidaknya hingga memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik. "Dan akan lebih baik jika BASF bisa berinvestasi dari hulu hingga hilir dalam produksi baterai untuk mobil listrik."

Bahlil juga menawarkan insentif pengurangan tarif pajak ekspor hingga fasilitas lainnya yang dapat diberikan pemerintah Indonesia. Ini untuk mendapatkan penambahan jenis investasi BASF untuk meningkatkan nilai kompetitif produknya.

Bahlil pun kembali bertemu dengan VW setelah pertemuan virtual pada April. Dia mendorong VW untuk berinvestasi di Indonesia dan memproduksi prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Ini adalah bahan baku baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik mereka yang sudah ada di beberapa negara.

3. Bahlil bertemu dua perusahaan di industri kesehatan dan farmasi, Beurer dan B Braun

Alat-alat kesehatan yang digunakan untuk perawatan pasien. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Bahlil juga bertemu Beurer dan B Braun, dua perusahaan yang bergerak di industri alat kesehatan dan farmasi, menyatakan keinginan untuk melebarkan sayap perusahaannya di Indonesia.

Beurer, pada tahap awal investasi 2-4 tahun ke depan berencana untuk membuka pabrik perakitan tiga produk alat kesehatan terkait penanganan COVID-19 dan pada tahap berikutnya akan memperluas bisnisnya dengan memproduksi alat-alat kesehatan langsung dari Indonesia.

Sementara B Braun, sebagai industri yang sudah lama berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2019 dengan nilai investasi sekitar Rp150 triliun, berencana akan memperluas investasinya menggunakan lahan yang telah dimiliki untuk memproduksi alat-alat kesehatan. B Braun saat ini memiliki fasilitas di banyak negara tetapi saat ini akan fokus kepada Asia Pasifik, khususnya Indonesia.

4. SEW Eurodrive, produsen teknologi penggerak mesin industri

Ilustrasi salah satu pekerjaan di manufaktur (Pixabay/emirkrasnic)

Menteri Bahlil juga bertemu dengan SEW Eurodrive yang memproduksi teknologi penggerak untuk mesin-mesin industri. SEW Eurodrive berencana untuk membuka industri manufaktur mereka di Indonesia. Mereka ditargerkan sudah dapat membangun pabrik dan berproduksi di Indonesia pada 2023-2024.

Dalam pertemuan dengan SEW Eurodrive, Menteri Investasi mendorong untuk mempercepat keputusan pendirian pabrik SEW Eurodrive di Indonesia dan memanfaatkan pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Perusahaan itu juga diharapkan dapat memanfaatkan transformasi industrialisasi Indonesia yang akan banyak membutuhkan peralatan mesin industri.

5. Bertemu Fairventures Social Forestry, soal reforestasi hutan

Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Selain bertemu dengan perusahaan di sektor industri kesehatan, teknologi, dan kendaraan, Menteri Investasi juga bertemu dengan Fairventures Social Forestry yang berfokus pada reforestasi hutan dan pengolahan hasil kayu sebagai bahan baku pembangunan rumah di pasar Eropa.

Saat ini Fairventures tengah dalam proses peluasan lahan reforestasi dan membangun pabrik pengolahan kayu di Bangka Belitung seluas 10 ribu hektare. Sebelumnya, perusahaan ini sukses melakukannya di Kalimantan Tengah sebanyak 1 juta pohon di lahan 2.000 hektare pada 2016.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us