- Pegawai Bea Cukai yang kerap nongkrong di Starbucks,
- Praktik penjualan pita cukai rokok untuk merek lain,
- Aksi premanisme di Kantor Pelayanan Pajak Tigaraksa,
- Hingga laporan peredaran rokok ilegal tanpa cukai di Karimun, Kepulauan Riau.
Baru 2 Hari Dibuka, Layanan Lapor Pak Purbaya Terima 15.933 Pesan

- Masyarakat mengirimkan aduan terkait bea cukai dan pajak, termasuk perilaku pegawai dan pelayanan publik.
- Semua aduan akan disortir terlebih dahulu sebelum ditindaklanjuti, dengan validasi oleh tim khusus.
- Purbaya ingin aktif menjalin komunikasi dengan publik melalui layanan WhatsApp untuk proses penyampaian laporan yang lebih cepat dan transparan.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerima lebih dari 15 ribu pesan pengaduan melalui layanan “Lapor Pak Purbaya” di WhatsApp, hanya dalam dua hari sejak diluncurkan pada Rabu (15/10/2025). Layanan ini dibuka untuk menampung keluhan masyarakat terhadap Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), baik terkait pelayanan publik maupun perilaku pegawai.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan hingga Jumat (17/10/2025), total ada 15.933 pesan yang diterima. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.285 pengaduan sedang dalam proses verifikasi oleh tim khusus sebelum ditindaklanjuti.
“Laporan ini dalam dua hari sudah masuk berapa? 15.933 WhatsApp yang masuk ke kita. Yang ucapan selamat ada 2.459, ya muji-muji lah, lumayanlah,” ujar Purbaya di Kemenkeu, Jumat (17/10/2025)
1. Ada sejumlah aduan yang dikirimkan masyarakat terkait bea cukai dan pajak

Ia menjelaskan ada sejumlah laporan yang masuk sangat beragam dikirimkan oleh masyarakat, di antaranya:
Purbaya menegaskan setiap laporan yang masuk akan divalidasi dan ditindaklanjuti sesuai tingkat pelanggarannya.
“Masukan ini amat berguna bagi kami, dan kami akan follow up, nggak main-main. Saya harapkan, dengan begitu, budaya tata kelola (governance culture) di lingkungan pemerintah, termasuk Bea Cukai, bisa berubah,” jelasnya.
2. Semua aduan pada layanan WhatsApp Pak Purbaya akan disortir terlebih dahulu

Sebelumnya, Purbaya menjelaskan layanan ini tidak dirancang untuk membalas pesan secara langsung. Setiap laporan akan dikumpulkan terlebih dahulu, lalu disaring dan divalidasi oleh tim khusus sebelum ditindaklanjuti.
"Tapi laporan ini enggak langsung jawab ya. Kita kumpulin dulu nanti setiap berapa hari kita sortir mana yang kita bisa tindak lanjuti tapi kita sortir dulu mana yang paling (banyak laporannya). Validasi dulu, bener nggak ini aduannya? Jangan sampai asal lapor tapi nggak jelas,” tutur Purbaya.
Menurutnya, jika laporan tersebut terbukti benar, pihaknya akan mengambil tindakan tegas, baik terhadap petugas yang terbukti melakukan pelanggaran maupun pelapor yang menyampaikan informasi palsu.
"Kita akan tindak lanjuti sampai enggak ada yang ngeluh. Kita lihat apa masalahnya, kalau petugasnya yang salah kita sikat petugasnya. Kalau yang lapor yang salah, kita hajar yang lapornya. Tapi kan bisa juga yang lapor, ngelaporin orang lain kan jadi kita akan follow up sesuai dengan masukan yang diberikan oleh yang mengadu," ujarnya.
3. Ingin aktif menjalin komunikasi dengan publik

Purbaya menjelaskan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Direktorat Jenderal Pajak sebenarnya sudah memiliki dua nomor layanan pengaduan yang aktif. Namun, pihaknya akan menambah satu kanal baru yang langsung terhubung ke dirinya agar proses penyampaian laporan lebih cepat dan transparan.
“Untuk Bea Cukai dan Pajak, ada dua nomor handphone, mungkin nanti juga nomor WhatsApp terpisah. Mungkin besok akan saya luncurkan,” katanya.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Sejak awal menjabat, Purbaya berkomitmen untuk membuka ruang komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat.
Ia menyebut akan ada bilik pengaduan khusus di lingkungan Kementerian Keuangan, tempat siapa pun bisa menyampaikan laporan atau keluhan tanpa rasa takut.