Jakarta, IDN Times – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menegaskan komitmennya dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, menyusul mencuatnya kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Berdasarkan dokumen laporan keuangan Sritex periode kuartal II-2024, BCA merupakan kreditor bank terbesar bagi Sritex, dengan nilai utang jangka pendek sebesar 11,37 juta dolar AS dan utang jangka panjang sebesar 71,31 juta dolar AS .
“Rasio loan at risk (LAR) dan non-performing loan (NPL) pada kuartal I-2025 terjaga masing-masing di angka 6 persen dan 2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing sebesar 180,5 persen dan 66,5 persen,” ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn kepada IDN Times, Jumat (23/5/2025).