BI Catat Modal Asing Keluar Rp4,31 Triliun dari RI dalam Sepekan

- Aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp4,31 triliun pada pekan keempat Desember 2024.
- Nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp15,61 triliun di pasar saham, Rp37,94 triliun di pasar SBN dan Rp167,83 triliun di SRBI.
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik menjadi 76,02 bps per 26 Desember 2024, sedangkan imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke 7 persen.
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melaporkan, aliran modal asing yang tercatat keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp4,31 triliun pada pekan keempat Desember.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, mengatakan myoritas aliran modal asing keluar dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp2,82 triliun.
"Aliran modal asing keluar bersih di pasar saham Rp0,63 triliun, di pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp0,86 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp2,82 triliun," ucapnya dalam keterangan tertulis Sabtu (28/12/2024).
1. Aliran modal asing sepanjang tahun beli sebesar Rp15,61 triliun

Ia menjelaskan selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen hingga 24 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp15,61 triliun di pasar saham, Rp37,94 triliun di pasar SBN dan Rp167,83 triliun di SRBI.
Sementara itu, pada semester II-2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp15,27 triliun di pasar saham, Rp71,90 triliun di pasar SBN dan Rp37,48 triliun di SRBI.
2. CDS tenor 5 tahun naik di level 76,02 bps

Premi CDS Indonesia 5 tahun per 26 Desember 2024 sebesar 76,02 bps, naik dibanding dengan 20 Desember 2024 sebesar 75,86 bps.
Sementara imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke 7 persen. Sedangkan yield US treasury dengan tenor sama juga naik ke level 4,58 persen.
3. BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah stabilkan rupiah

Bank sentral menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Selain itu, BI juga mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.