Modal Asing Kabur Rp8,81 Triliun dalam Sepekan

- Investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp8,81 triliun di pasar SBN
- Pembelian bersih investor asing dari awal tahun hingga 19 Desember 2024 mencapai Rp17,45 triliun di pasar saham
- Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik ke level 7,07 persen pada akhir perdagangan Kamis (19/12/2024)
Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, melaporkan selama periode 16-19 Desember 2024, investor asing (nonresiden) mencatatkan aksi jual bersih (jual neto) sebesar Rp8,81 triliun.
Jual neto sebesar Rp8,81 triliun berarti total nilai aset keuangan Indonesia yang dijual oleh investor asing selama periode tersebut lebih besar dibandingkan pembeliannya, dengan selisih atau hasil akhirnya mencapai Rp8,81 triliun.
"Terdiri dari jual neto sebesar Rp3,67 triliun di pasar saham, Rp4,43 triliun di pasar SBN (Surat Berharga Negara), dan Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (21/12/2024).
1. Investor asing beli bersih Rp227,23 triliun sepanjang 2024

Investor asing mencatatkan pembelian bersih (beli neto) dari awal tahun hingga 19 Desember 2024 sebesar Rp17,45 triliun di pasar saham, Rp37,81 triliun SBN, dan Rp171,97 SRBI. Secara khusus, pada semester II-2024, pembelian bersih oleh investor asing mencapai Rp17,10 triliun di pasar saham, Rp71,77 triliun di pasar SBN, dan Rp41,62 triliun di SRBI.
Beli neto adalah kebaikan dari jual neto. Dalam hal ini, total nilai aset keuangan Indonesia yang dibeli oleh investor asing selama periode tersebut lebih besar dibandingkan penjualannya.
2. Imbal hasil SBN 10 tahun stabil di level 7,07 persen

Ramdan menyebutkan pada akhir perdagangan Kamis (19/12/2024), imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik ke level 7,07 persen. Pada saat yang sama, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury Note) tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan, mencapai level 4,562 persen.
"Pada Jumat pagi (20/12/2024) yield SBN 10 tahun stabil ke 7,07 persen," ujarnya.
3. Premi CDS Indonesia naik ke 75,79 basis poin pada 19 Desember

Bank Indonesia melaporkan peningkatan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun, yang mencerminkan risiko kredit Indonesia di pasar global. Ramdan menyatakan premi CDS Indonesia per 19 Desember 2024 tercatat sebesar 75,79 basis poin (bps), naik dibandingkan posisi 13 Desember 2024 yang sebesar 71,81 bps.
Kenaikan premi CDS menunjukkan peningkatan persepsi risiko kredit suatu negara atau perusahaan. Dalam hal ini, premi CDS adalah biaya asuransi yang harus dibayar oleh investor untuk melindungi diri dari risiko gagal bayar (default) atas obligasi diterbitkan oleh negara.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Ramdan.