Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Punya Jokowi, Ini Profil Pemilik Kapal JKW Mahakam

26b6c718-dc9e-46a4-a4bf-79700f7dd649.jpg
Kapal milik PT IMC Pelita Logistik Tbk (Dok IMC Pelita Logistik)
Intinya sih...
  • Kapal bernama JKW Mahakam milik PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI), bukan milik Joko "Jokowi" Widodo
  • IMC Pelita Logistik merupakan perusahaan penyedia jasa logistik dan transportasi laut yang beroperasi di sektor pertambangan batu bara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kapal bernama JKW Mahakam sempat menyita perhatian publik usai namanya dikaitkan dengan Presiden ke-7 Indonesia, Joko "Jokowi" Widodo. Namun, klarifikasi resmi menyatakan kapal tersebut tidak dimiliki oleh Jokowi.

Kapal itu tercatat dimiliki oleh perusahaan pelayaran yang menjadi bagian dari PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI). Ini adalah emiten logistik laut yang telah lama beroperasi di sektor angkutan barang curah seperti batu bara dan mineral.

Perusahaan menyatakan, penamaan kapal “JKW Mahakam” dan “Dewi Iriana” dilakukan berdasarkan pertimbangan internal dan tidak dimaksudkan untuk merujuk atau mengasosiasikan dengan tokoh publik mana pun.

1. Profil IMC Pelita Logistik

Perusahaan perniagaan maritim terbesar di Indonesia
ilustrasi perusahaan perniagaan maritim (unsplash/Pavel neznanov)

IMC Pelita Logistik merupakan perusahaan penyedia jasa logistik dan transportasi laut yang beroperasi di sektor pertambangan batu bara di Indonesia, bagian dari IMC Group dan menyediakan berbagai layanan industri serta solusi maritim yang terintegrasi.

Dalam menjalankan operasionalnya, Pelita Logistik mengandalkan armada yang terdiri atas 31 kapal tunda, 26 tongkang, lima kapal curah besar, dua fasilitas muatan apung, dan dua tongkang derek apung.

2. Perjalanan bisnis IMC Pelita Logistik

ilustrasi kapal tongkang pembawa batubara (Unsplash.com/Justin Wilkens)
ilustrasi kapal tongkang pembawa batubara (Unsplash.com/Justin Wilkens)

IMC Pelita Logistik didirikan di Jakarta pada 2007. Dalam tiga tahun pertama, perusahaan mengakuisisi 25 kapal tunda, 27 tongkang, empat fasilitas muatan apung, yakni yakni Ratu Kumala, Ratu Barito, Ratu Dewata, dan Ratu Mahakam serta satu unit floating bulk unloader bernama Harmony.

Pada 2015, perusahaan mulai mengembangkan layanan blending transshipment. Ekspansi operasional berlanjut pada 2016 dengan pengoperasian floating crane Straits Phoenix serta perluasan wilayah ke Berau, Muara Pantai, dan Sangkulirang, Kalimantan Timur. Di tahun yang sama, perusahaan menambah armada dengan beberapa unit kapal tunda dan tongkang.

Pada 2017, perusahaan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun itu juga diisi dengan akuisisi tambahan kapal tunda, tongkang, dan satu kapal curah besar kelas Handysize bernama Dewi Saraswati.

Setahun berselang, ekspansi wilayah diperluas ke Sumatera, tepatnya Palembang, dan diikuti dengan akuisisi satu kapal tunda serta satu kapal curah besar bernama Dewi Ambarwati.

Memasuki 2019, Pelita Logistik mulai mendiversifikasi bisnis ke sektor pengangkutan nikel, pasir silika, dan produk besi. Pada periode ini, perusahaan menambah empat kapal curah besar, terdiri dari dua unit kelas Supramax dan dua unit kelas Handysize, serta kembali menambah armada kapal tunda dan tongkang.

Tahun tersebut, perusahaan masuk dalam nominasi Bisnis Indonesia Award untuk kategori sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi.

3. Ekspansi internasional dan berganti nama

Sejumlah kapal tongkang melintasi Sungai Mahakam usai mengirim batu bara di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (18/1/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa
Sejumlah kapal tongkang melintasi Sungai Mahakam usai mengirim batu bara di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (18/1/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa

Pada 2020, PT IMC Pelita Logistik terus memperluas bisnis dengan menjangkau pasar internasional dan meningkatkan diversifikasi muatan di luar batubara, seperti nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir silika, dan baja batangan.

Di tahun yang sama, perusahaan mencatat kontrak multiproduk dengan BUMN dan perusahaan tambang besar seperti Inalum dan Amman Mineral, serta menambah 13 pelanggan baru untuk segmen kapal curah besar.

Perluasan wilayah operasional juga dilakukan hingga ke Vietnam, Singapura, Filipina, Tiongkok, dan Taiwan, serta membuka kantor perwakilan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Atas capaian tersebut, Pelita Logistik memperoleh penghargaan Emiten Terbaik 2020 untuk bidang infrastruktur dari Majalah Investor.

Setahun kemudian, perusahaan mendirikan entitas anak, PT Pelita Global Logistik, dan memperluas segmen kapal tunda dan tongkang dengan mengangkut muatan bauksit di Padangtikar, Kalimantan Barat. Segmen kapal curah besar juga menambah rute pelayaran hingga ke Teluk Persia dan Rusia.

Di tengah pandemik COVID-19, perusahaan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan RI dalam pelaksanaan vaksinasi dan penanganan kesehatan awak kapal. Pada tahun yang sama, perusahaan menandatangani fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp170 miliar dengan tenor 48 bulan, serta memperoleh penghargaan Environmental Social and Governance (ESG) Award.

Pada 2022, melalui RUPS, perusahaan resmi mengganti nama dari Pelita Samudera Shipping menjadi IMC Pelita Logistik. Proses rebranding diselesaikan secara resmi pada Februari 2023.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us