Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Subsidi, Begini Jurus Pemerintah Tekan Harga Kedelai

Ilustrasi pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu dan tempe (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Ilustrasi pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu dan tempe (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Jakarta, IDN Times - Harga kedelai per Jumat (25/2/2022) lalu tembus Rp13.300 per kilogram berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag). Tingginya harga kedelai sempat membuat para perajin tahu dan tempe mogok produksi.

Untuk itu, pemerintah menyiapkan sejumlah cara untuk menekan kenaikan harga kedelai, yang sebagian besar diimpor. Salah satunya adalah pembayaran selisih harga kedelai yang dibeli perajin tahu dan tempe di importir.

"Untuk jangka pendek, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Badan Pangan Nasional (yang baru dilantik kemarin), dan Perum Bulog sedang membahas formula untuk pemberian bantuan kepada para perajin tahu dan tempe," kata Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Saifulloh, kepada IDN Times, Minggu (27/2/2022).

Lebih lanjut, Saifulloh mengatakan, pembayaran selisih itu nantinya tidak menggunakan skema subsidi. Saat ini, penerapan pembayaran selisih harga itu juga masih dibahas di internal pemerintah.

"Diupayakan pembayaran selisih harga, tapi bukan subsidi, dan skemanya belum diputuskan, masih digodog (dirancang) di kementerian/lembaga (K/L) teknis," ucap Saifulloh.

Dia sendiri belum bisa memastikan kapan pembayaran selisih harga kedelai itu diimplementasikan.

"Belum bisa dipastikan, menunggu ditetapkan dalam rakortas (rapat koordinasi terbatas) tingkat menteri," ucap Saifulloh.

1. Pemerintah akan tanam kedelai di lahan seluas 50 ribu hektare

Pekerja membersihkan kedelai yang akan dibuat menjadi tempe di Kota Karang, Telukbetung Timur, Bandar Lampung, Lampung, Rabu (23/2/2022). (ANTARA FOTO/Ardiansyah)
Pekerja membersihkan kedelai yang akan dibuat menjadi tempe di Kota Karang, Telukbetung Timur, Bandar Lampung, Lampung, Rabu (23/2/2022). (ANTARA FOTO/Ardiansyah)

Di sisi lain, Saifulloh juga akan berupaya memenuhi pasokan kedelai dalam negeri dengan menanam kedelai di atas lahan seluas 50 ribu hektare (ha).

"Selain itu Kementerian Pertanian juga sedang fokus untuk menyediakan/memenuhi kebutuhan dari dalam negeri melalui penanaman 50 ribu ha yang telah ditandatangani MoU antara petani dan Gakoptindo," ujar Saifulloh.

2. Kebijakan jangka panjang untuk atasi lonjakan harga kedelai

Ilustrasi Kedelai. (Dok.IDN Times)
Ilustrasi Kedelai. (Dok.IDN Times)

Saifulloh juga mengatakan, pemerintah menyiapkan kebijakan jangka panjang untuk mencegah kenaikan harga kedelai di masa mendatang.

"Untuk jangka menengah panjang, Kementerian Pertanian fokus untuk melaksanakan upaya peningkatan produksi dan produktivitas kedelai petani lokal. Program penanaman di sejumlah daerah strategis sebagai produsen kedelai telah diinisiasi yang disertai dengan kebijakan dukungan sarana dan prasarana produksi dan pasca-panen serta pembiayaan melalui KUR (kredit usaha rakyat)," tutur Saifulloh.

3. Harga kedelai melonjak hingga 40 persen

Ilustrasi kedelai (IDN Times/Istimewa)
Ilustrasi kedelai (IDN Times/Istimewa)

Sebelumnya, berdasarkan catatan perajin tahu dan tempe Depok yang tergabung dalam Paguyuban Dadi Rukun, harga kedelai naik hingga 40 persen, dari Rp8.000 menjadi Rp11.240 per kilogram (kg) sejak 21 Februari lalu. Kenaikan ini membuat para perajin tahu dan tempe mogok produksi dan menggelar unjuk rasa.

“Mogok produksi kami lakukan karena para perajin tahu dan tempe sudah tidak bisa jualan, karena harga bahan baku naik tajam,” kata Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun, Rasjani, dalam keterangan resminya, Senin (21/2/2022).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us