CEO Nestle Dipecat karena Hubungan Asmara dengan Bawahan

- Pemecatan Laurent Freixe akibat pelanggaran kode etik
- Penunjukan Philipp Navratil sebagai CEO pengganti
- Dampak perubahan kepemimpinan terhadap Nestlé dan investor
Jakarta, IDN Times - Nestlé kembali menghadapi guncangan besar setelah mengumumkan penggantian CEO kedua dalam waktu satu tahun pada Selasa (2/9/2025). Keputusan ini diambil setelah CEO sebelumnya, Laurent Freixe diberhentikan secara mendadak karena pelanggaran kode etik terkait hubungan pribadi dengan bawahan.
Peristiwa ini memicu reaksi keras di pasar saham dengan penurunan nilai saham Nestlé hingga 1,9 persen di pra-pembukaan di Zurich. Pergantian kepemimpinan mendadak ini menambah ketidakpastian bagi para investor dan menandai babak baru dalam dinamika manajemen raksasa makanan asal Swiss tersebut.
1. Pemecatan Laurent Freixe akibat pelanggaran kode etik
Nestlé secara resmi mengumumkan pemecatan CEO Laurent Freixe, setelah hasil investigasi mengungkap adanya hubungan romantis yang tidak diungkapkan dengan bawahannya yang melanggar kode etik perusahaan.
"Keputusan ini sangat perlu. Nilai dan tata kelola Nestlé adalah fondasi kuat organisasi kami. Saya berterima kasih atas dedikasi Laurent selama ini," ujar Ketua Dewan Paul Bulcke, dilansir CNN.
Investigasi ini dipimpin langsung oleh Paul Bulcke bersama Lead Independent Director Pablo Isla dan didukung oleh penasihat hukum independen. Hubungan tersebut terungkap melalui kanal pelaporan internal perusahaan dan menjadi pelanggaran serius dalam kode bisnis Nestlé.
2. Penunjukan Philipp Navratil sebagai CEO pengganti
Dewan Direksi Nestlé menunjuk Philipp Navratil sebagai CEO baru menggantikan Freixe dengan segera. Navratil dikenal sebagai eksekutif berprestasi yang sebelumnya memimpin divisi Nespresso, brand kopi premium Nestlé. Bulcke menyebut, Navratil sebagai pemimpin yang dapat mendorong pertumbuhan dan mempercepat efisiensi perusahaan dengan gaya manajemen inklusif dan kolaboratif.
Navratil memulai karier di Nestlé sebagai auditor dan mengembangkan karier di berbagai divisi internasional, termasuk pengelolaan bisnis kopi dan minuman di Meksiko, serta Nespresso sejak Juli 2024. Pelantikan ini dipandang sebagai usaha untuk menstabilkan kondisi perusahaan yang mengalami tantangan kinerja dalam beberapa waktu terakhir.
3. Dampak perubahan kepemimpinan terhadap Nestlé dan investor
Saham Nestlé tercatat turun sekitar 1,9 persen di pasar pra-pembukaan Zurich akibat kekhawatiran investor terhadap periode kepemimpinan yang tidak stabil. Perubahan CEO kedua dalam kurun waktu satu tahun ini menimbulkan ketidakpastian strategi jangka menengah perusahaan, terlebih setelah Mark Schneider juga mundur secara tiba-tiba setahun lalu.
"Nestlé sudah berada di bawah tekanan berita negatif. Semoga pergantian ini membawa suasana yang lebih tenang." ujar analis pasar Vontobel Jean-Philippe Bertschy, dilansir CNBC.
Sementara itu, analis Kepler Cheuvreux, Jon Cox menyatakan bahwa dua kali pergantian CEO dalam waktu singkat bukanlah cara kerja khas Nestlé dan berharap perusahaan dapat kembali ke jalur yang benar segera.