Jack Ma Risau dengan Dominasi AS di Teknologi Semikonduktor

Tokyo, IDN Times - Jack Ma, pendiri Alibaba rupanya sadar betul dengan dominasi Amerika Serikat dalam teknologi semikonduktor.
Masalah inilah yang menjadi bahan ketegangan antara dua kekuatan ekonomi dunia saat ini, yaitu Amerika Serikat dan Cina. Satu di antaranya menyangkut dimasukkannya ZTE dalam daftar hitam perusahaan oleh pemerintah AS.
Dilansir dari South China Morning Post, Presiden Amerika Serikat bahkan bisa saja menggunakan UU tahun 1977 yang memungkinkannya menyatakan negara dalam keadaan darurat, memblokir transaksi dan menyita asset perusahaan.
1. Amerika Serikat kuasai 100% pasar chips

Jack Ma mengungkapkan pandangannya dalam sebuah kuliah umum di depan mahasiswa dan pengusaha di Waseda University, Jepang.
"Amerika merupakan pelopor dan China, kami membutuhkan banyak hal. 100 persen pasar chips dikuasai oleh Amerika.
"Dan jika secara tiba-tiba mereka berhenti menjual - apa artinya, kalian pasti mengerti. Itulah sebabnya mengapa China, Jepang dan negara mana saja, membutuhkan teknologi dasar," tegas Jack Ma sebagaimana dilansir dari South China Morning Post.
2. Jack Ma impikan teknologi chip bersifat inklusif - murah, efisien dan tersedia bagi semua

Guna mewujudkan ambisinya, Jack Ma melalui perusahaan yang dimilikinya telah melakukan investasi ke dalam lima perusahaan semikonduktor dalam beberapa tahun terakhir ini.
Terakhir mereka melakukan akuisisi kepada perusahaan desain lokal, Hangzhou C-Sky Microsystems guna mewujudkan impian menjadikan chips menjadi inklusif - dalam artian murah, efisien dan tersedia bagi semua.
Visi mewujudkan industri chip berkelas dunia di dalam negeri juga diamini oleh pendiri Tencent Holding Pony Ma, bergerak di bidang telekomunikasi yang membutuhkan chip dalam jumlah yang tidak sedikit, demikian dilansir dari Bloomberg.
Pemerintah Cina bahkan sudah menganggarkan dana US$150 miliar dalam sepuluh tahun ke depan guna mencapai target, sebagai pemain utama di dalam produksi dan desain chip. Sebuah visi yang ditakuti oleh para eksekutif AS karena akan mengganggu kepentingan negara tersebut.
3. Kepercayaan tidak didapat dengan mudah harus dibangun

Di akhir kuliahnya, Jack Ma mendorong para peserta yang mengikuti kuliah umumnya untuk tetap semangat.
"Kita memasuki sebuah dunia dimana orang sudah tidak percaya satu sama lainnya. Inilah sebabnya kita menghadapi perang dagang dan banyak masalah lainnya.
"Namun jangan putus asa. Kepercayaan bukan didapatkan begitu saja. Ini menyangkut membangun. Dan kita dapat melakukannya," demikian tegas orang terkaya di Cina ini.