Danantara: Perusahaan Asing Mau Ikut Garap Proyek Sampah Jadi Listrik

- Sebanyak 120 perusahaan menyatakan minat untuk menggarap proyek waste to energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL).
- Tender proyek dimulai dalam 6-8 minggu ke depan, atau pada akhir 2025.
- Perusahaan terpilih harus punya teknologi terbaik dan menerapkan konsep keberlanjutan.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 120 perusahaan menyatakan minat untuk menggarap proyek waste to energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir mengatakan 120 perusahaan yang menyatakan minat itu berasal dari Indonesia dan luar negeri.
"Semua, internasional dan juga lokal," kata Pandu usai menghadiri Forbes Global CEO Conference, di Hotel St. Regis, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
1. Tender proyek dimulai akhir 2025

Pandu mengatakan, tender untuk menentukan perusahaan mana saja yang akan menggarap proyek itu akan dimulai dalam 6-8 minggu lagi. Artinya, akan dimulai pada akhir bulan November, atau pada bulan Desember 2025.
"Kita akan finalisasi beberapa tender dalam 6-8 minggu ke depan," tutur Pandu.
2. Perusahaan yang terpilih harus punya teknologi terbaik

Danantara memastikan, perusahaan yang akan dipilih memiliki teknologi terbaik untuk mengolah sampah menjadi energi listrik. Prosesnya juga harus menerapkan konsep keberlanjutan, yakni memberi dampak paling minim pada lingkungan.
"Saya sangat senang melihat minat yang begitu besar," ujar Pandu.
3. Berkiblat pada China

Secara keseluruhan, akan ada 33 titik proyek PSEL. Di tahap awal, akan dibuat 10 PSEL di lima kota besar di Indonesia.
Pandu optimistis, nantinya proyek ini akan menjadi proyek pengolahan sampah menjadi listrik terbesar di dunia. Proyek ini, menurutnya, terinspirasi dari China yang berhasil mengurangi jumlah sampah.
"Kita belajar, misalnya pada negara seperti China. Pada tahun 2007-2008, beberapa kota besar memiliki masalah lingkungan dan sampah yang sangat besar. Hari ini, China justru kekurangan sampah," tutur Pandu.