Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Danantara Sebut Krakatau Steel Banyak Masalah, Bagaimana Keuangannya?

Pabrik Hot Strip Mill PT Krakatau Steel (Persero). Dok. Krakatau Steel
Pabrik Hot Strip Mill PT Krakatau Steel (Persero). Dok. Krakatau Steel
Intinya sih...
  • Managing Director, Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas mengatakan, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)memiliki banyak masalah sehingga mengharuskan Danantara turun tangan memperbaikinya
  • Danantara memberikan pinjaman dana Rp8,28 triliun untuk modal kerja KRAS
  • KRAS telah mengantongi persetujuan dari empat bank swasta untuk penyelesaian utang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengungkapkan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) saat ini membutuhkan banyak bantuan. Untuk itu, baru-baru ini Danantara telah memberikan pinjaman dana kepada Krakatau Steel sebesar Rp8,28 triliun.

Managing Director, Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas menyebut, produsen baja pelat merah itu memiliki banyak masalah sehingga mengharuskan Danantara turun tangan memperbaikinya.

"Krakatau Steel akan segera finalisasi. Bongkar habis, gak pernah untung, gak pernah bagus, gak pernah efisien. Dia punya banyak persoalan dari investasi yang gak pas. Dia ada namanya blast furnace," ujar Rohan, dikutip Minggu (2/11/2025).

1. KRAS industri baja yang lengkap

Logo PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). (dok. YouTube Krakatau Steel)
Logo PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). (dok. YouTube Krakatau Steel)

Meski begitu, Rohan menilai KRAS merupakan sebuah industri baja yang besar dan lengkap dari bisnis dari hulu ke hilir. Selain itu, Rohas juga mengungkapkan industri baja yang dimiliki KRAS salah satu terlengkap di dunia.

"Tetapi itu di beberapa waktu yang sudah panjang, sudah beberapa lama ini. Untuk menutup kehidupannya, dipenggal-penggal mulai dijualin pengolahan airnya dan seterusnya," katanya.

Rohan juga menyorot KRAS hampir menjual pelabuhan, padahal pelabuhan tersebut adalah satu modal utama perusahaan karena merupakan pelabuhan paling dalam di Indonesia.

"Jadi kapal yang sangat besar bisa sandar. Itu gak dimiliki bahkan di Indonesia dan tempat lain," kata dia.

2. Penggunaan pinjaman dari Danantara

WhatsApp Image 2025-06-30 at 11.30.02.jpeg
Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Untuk diketahui, dalam memperbaiki kondisi KRAS, Danantara siap memberikan pinjaman dana Rp8,28 triliun yang akan digunakan untuk modal kerja. Bantuan dana tersebut menjadi bagian dari proses restrukturisasi KRAS.

Dalam jangka pendek akan dipenuhi dalam bentuk Pinjaman Pemegang Saham (PPS) senilai 250 juta dolar AS. Selanjutnya, KRAS akan mengajukan tambahan hingga 500 juta dolar AS dalam bentuk lainnya untuk penyelesaian atau penyelamatan restrukturisasi perseroan setelah mendapatkan kesepakatan dengan pihak perbankan.

Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional utama, antara lain pembelian bahan baku berupa slab baja untuk pabrik HSM, hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil full hard (CRC F/H) pabrik CRM PT KBI, HRC pabrik pipa baja PT KPI, serta produk baja turunan.

3. Kondisi keuangan Krakatau Steel

ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/RDNE Stock project)

KRAS baru-baru ini telah mengantongi persetujuan dari empat bank swasta untuk melakukan penyelesaian sebagian utang restrukturisasi secara lebih cepat dan memperoleh sejumlah keringanan.

Dikutip dari keterangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai total kewajiban yang dilunasi dari penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan sebesar Rp248,24 miliar dan 159,06 juta dolar AS. KRAS nantinya akan membayarkan kepada empat bank swasta sebesar Rp49,64 miliar dan 31,81 juta dolar AS, sehingga keringanan pokok yang diperoleh perseroan sebesar 80 persen.

Perseroan juga mendapatkan penghapusan atas bunga dan denda bunga dan pokok senilai Rp112,92 miliar serta 18,75 juta dolar AS. Dengan terlaksananya penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan ini, sisa utang restrukturisasi KRAS mencapai Rp561,4 miliar, 122,4 juta dolar AS, dan 811.238 euro untuk tranche A.

Sementara tranche B dengan total Rp2,87 triliun dan 37,27 juta dolar AS, serta tranche C sebesar Rp3,71 triliun, 618,85 juta dolar AS, dan 4,06 juta euro. Langkah ini menurunkan total utang restrukturisasi KRAS sebesar 174,29 juta dolar AS atau 12,5 persen dari total utang sebelumnya 1,39 miliar dolar AS.

Dengan restrukturisasi utang dan dukungan dari stakeholder turut memperkuat posisi keuangan perseroan. Hingga kuartal III-2025, KRAS mencatatkan perbaikan kinerja dibanding periode yang sama tahun lalu. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BUMN baja tersebut berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar 24,04 juta dolar AS atau setara Rp401,28 miliar setelah rugi 186,7 juta dolar AS pada periode yang sama 2024.

"Capaian ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan periode sebelumnya, seiring dengan efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas operasional," kata Corporate Secretary Krakatau Steel, Firdaus, dikutip Minggu (2/11/2025).

Sementara pendapatan perseroan tercatta sebesar 706,08 juta dolar AS ata Rp11,79 triliun. Menurut Firdaus, upaya efisiensi juga terus memberikan hasil positif, tercermin dari penurunan biaya usaha sebesar 12 persen menjadi 74,72 juta dolar AS atau Rp1,25 triliun.

Dari sisi non-operasional, meski perseroan masih menanggung beban keuangan sebesar 107,04 juta dolar AS atau Rp1,79 triliun serta bagian rugi entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 13,12 juta dolar AS atau Rp219,03 miliar, dampak positif dari restrukturisasi dan efisiensi berhasil menopang profitabilitas perusahaan.

Adapun total aset perseroan per 30 September 2025 tercatat sebesar 2,82 miliar dolar AS, setara Rp47,08 triliun. Angka ini turun 2,56 persen dibandingkan posisi akhir 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Kebutuhan yang Sebaiknya Tidak Dibayar Menggunakan Paylater

02 Nov 2025, 21:24 WIBBusiness