Danantara Ungkap Potensi Investasi Rp4 Ribu Triliun di 2030

- Kapasitas investasi Danantara dalam 5 tahun ke depan alias pada 2030 diproyeksikan bisa mencapai 40 miliar dolar AS atau setara Rp664 triliun tanpa leverage.
- Jika di-leverage, maka kapasitas investasi Danantara bisa mencapai 250 juta dolar AS atau setara Rp4.150 triliun pada 2030.
- Angka itu bisa tercapai dengan meningkatkan kontribusi dividen BUMN hingga 7-10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp116-166 triliun.
Jakarta, IDN Times - CEO Danantara membeberkan proyeksi investasi yang bisa dilakukan badan tersebut dalam lima tahun ke depan alias pada 2030. Dengan meningkatkan sumbangan dividen dari BUMN hingga 7-10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp116-166 triliun (kurs Rp16.603 per dolar AS) per tahun dalam 5 tahun ke depan.
Dengan demikian, kapasitas investasi Danantara bisa mencapai 40 miliar dolar AS atau setara Rp664 triliun tanpa leverage.
"Jadi mungkin dalam lima tahun ke depan, kita bisa berinvestasi hingga 40 miliar dolar AS, itu tanpa leverage, itu semua dana ekuitas," ujar Rosan dalam Forbes Global CEO Conference 2025 di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2025).
1. Bisa mencapai Rp4.150 triliun jika di-leverage

Bahkan, nilai itu di-leverage, maka kapasitas investasi Danantara bisa mencapai 250 juta dolar AS atau setara Rp4.150 triliun.
"Jika saya leverage empat kali, lima kali, maka saya punya 200-250 miliar dolar AS untuk 5 tahun ke depan," tutur Rosan.
2. Leverage akan dilakukan jika dibutuhkan

Namun, Rosan mengatakan Danantara akan melakukan leverage jika dibutuhkan.
"Jika saya me-leverage (bisa mencapai 200 juta dolar AS)," ucap Rosan.
3. Bidik investasi melalui kerja sama dengan SWF asing

Selain melakukan investasi dari modal yang dimiliki Danantara, pihaknya juga akan mengejar investasi dari pembentukan dana investasi bersama (joint fund) yang telah dilakukan selama ini dengan sovereign wealth fund (SWF) berbagai negara.
"Sekarang kami sudah memiliki joint fund dengan beberapa SWF, dengan Qatar, QIA, dengan China, sekarang kita juga dalam proses dengan UAE, dengan PIF. Itu akan memberikan kita kekuatan lebih untuk berinvestasi di masa depan," kata Rosan.



















