Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dapat US$1,25 Juta, BANYU Mau Ekspansi Bisnis Rumput Laut

Petani rumput laut (dok. BANYU)
Petani rumput laut (dok. BANYU)
Intinya sih...
  • BANYU meraih pendanaan awal senilai 1,25 juta dolar AS atau setara Rp20,47 miliar dari Intudo Ventures.
  • BANYU hadir dengan solusi teknologi untuk mengatasi tantangan industri rumput laut di Indonesia dan mendukung petani lokal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan rumput laut berbasis teknologi, BANYU meraih pendanaan awal senilai 1,25 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp20,47 miliar. Pendanaan itu dipimpin langsung Intudo Ventures.

Indonesia tercatat merupakan produsen rumput laut tropis terbesar di dunia, Namun, industri rumput laut masih menghadapi banyak tantangan untuk bisa maju.

Hal itu di antaranya kuantitas dan kualitas bibit belum optimal, praktik pertanian yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya, kurangnya transparansi harga, inkonsistensi permintaan pasar, akses ke pembiayaan yang terbatas, dan rendahnya penerapan data atau teknologi.

 

1. Tujuan penggunaan dana

CEO dan Founder BANYU, Dodon Yamin (dok. BANYU)
CEO dan Founder BANYU, Dodon Yamin (dok. BANYU)

Oleh sebab itu, BANYU hadir dengan solusi teknologi untuk mengatasi masalah tersebut dan mendukung petani lokal. Selain itu, BANYU juga berkomitmen untuk meningkatkan daya saing industri rumput laut Indonesia secara global.

“Pendanaan ini membantu kami mempercepat misi kami untuk menjadikan rumput laut sebagai sumber daya berkelanjutan yang bernilai tinggi” kata CEO BANYU, Dodon Yamin dalam keterangan resminya, Senin (20/1/2025).

2. Pendanaan juga digunakan untuk ekspansi

Petani rumput laut (dok. BANYU)
Petani rumput laut (dok. BANYU)

Selain itu, BANYU juga menggunakan pendanaan tersebut untuk mengembangkan fasilitas produksi pembibitan, memperluas wilayah cakupan budidaya dan ekspor, dan mengembangkan metode bibit berkualitas tinggi.

Dodon mengatakan, Sulawesi akan menjadi fokus ekspansi pertama dengan rencana untuk menjangkau wilayah lain seperti Nusa Tenggara, Lampung, dan Maluku.

“Di tahun 2025 ini, BANYU menargetkan penyediaan bibit rumput laut berkualitas dan bekerja sama dengan 500 petani. Banyu juga akan memulai proses pengembangan produk turunan dari rumput laut seperti pakan dan bio-fertilizer khususnya pada bidang perkebunan. Selain itu, BANYU juga melakukan studi kelayakan untuk kemungkinan penerapan corporate farming di sektor rumput laut,” tutur dia.

3. Peningkatan hasil panen dari metode pembibitan BANYU

Petani rumput laut (dok. BANYU)
Petani rumput laut (dok. BANYU)

Di sisi lain, Dodon menegaskan metode bibit dari BANYU telah terbukti meningkatkan hasil panen hingga 20 persen lebih tinggi dibandingkan metode tradisional serta lebih adaptif terhadap berbagai kondisi perairan di Indonesia.

BANYU juga melengkapi petani dengan protokol budidaya yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang varietas rumput laut berdasarkan lokasi dan waktu. Dodon mengatakan, sebagai negara kepulauan dengan beragam kondisi perairan, Indonesia memiliki karakteristik budidaya rumput laut yang berbeda di tiap wilayah.

“Hal ini mendorong BANYU untuk memperkenalkan Farming as a Service (FaaS) untuk komoditas rumput laut. Layanan ini memberikan solusi menyeluruh, mulai dari penyediaan bibit berkualitas, manajemen budidaya, proses pasca-panen hingga pengiriman produk rumput laut sesuai kebutuhan para pelaku bisnis, seperti FMCG, Produsen Bahan Makanan, bioteknologi, tekstil dan industri lainnya,” beber Dodon.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us