Deflasi 5 Bulan Beruntun, Airlangga Pastikan Daya Beli Tak Turun

- Deflasi September 2024 mencapai 0,12 persen menurut BPS
- Inflasi inti Indonesia masih sebesar 0,16 persen secara bulanan
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, deflasi selama lima bulan beruntun hingga September 2024, bukan pertanda pelemahan daya beli masyarakat.
Itu karena inflasi inti Indonesia masih tercatat sebesar 0,16 persen secara bulanan alias month to month (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen.
"Kalau core inflation itu yang menentukan deflasi atau tidak deflasi. Kalau dari segi ini, bukan deflasi (yang disebabkan pelemahan daya beli)," ujar Airlangga kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (2/10/2024).
1. Penyebab deflasi masih bertahan di September

Airlangga menyebut, penyebab deflasi ini dikarenakan kinerja sukses yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dalam mengendalikan harga.
"Yang turun adalah volatile food, itu yang dikerjakan oleh TPIP/TPID. Kenapa volatile food dikejar? Karena kalau harga pangan terjangkau daya beli akan meningkat," ucapnya.
2. Deflasi September tembus 0,12 persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2024 terjadi deflasi bulanan sebesar 0,12 peraen. Terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.
Deflasi September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan Agustus 2024.
"Jika dilihat dari sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, 24 dari 38 provinsi Indonesia mengalami deflasi. Sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi,” ucap Plt Kepala BPS, Amalia Widyasanti.
Dilihat dari 38 provinsi, BPS melaporkan deflasi terdalam terjadi di Papua Barat, yakni sebesar 0,92 persen. Namun, dari 14 provinsi yang mengalami inflasi, tertinggi di Maluku Utara.
"Deflasi terdalam sebesar 0,92 persen terjadi di Papua Barat. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,56 persen,” tutur dia.
3. Inflasi secara tahunam capai 1,84 persen

Secara tahunan alias year on year (yoy), BPS melaporkan pada September 2024 terjadi inflasi sebesar 1,84 persen. Kemudian, secara tahun kalender alias year to date (YTD) terjadi inflasi 0,74 persen.
"Tingkat inflasi tahunan pada September 2024 adalah sebesar 1,84 persen, atau terjadi peningkatan IHK dari 104,02 pada September 2023, menjadi 105,93 pada September 2024,” ujar Amalia.