Dilanda Bubble Burst, Sejumlah Startup Indonesia Ini PHK Massal

Jakarta, IDN Times - Ledakan gelembung (bubble burst) di dunia startup (perusahaan rintisan) sedang menjadi perbincangan, menyusul kabar terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah startup Tanah Air.
Mengutip Investopedia, ledakan gelembung terjadi ketika siklus ekonomi yang ditandai dengan nilai pasar naik sangat cepat, terutama pada harga aset. Inflasi yang cepat ini diikuti oleh penurunan nilai yang cepat pula, atau biasa disebut kontraksi.
1. Sejumlah startup melakukan PHK massal

Dilansir dari ANTARA, Sabtu (28/5/2022), dua perusahaan startup Indonesia, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dan Zenius Education, belum lama ini mengumumkan PHK terhadap ratusan karyawan.
Sebelumnya Fabello, TaniHub, dan UangTeman juga telah melakukan PHK massal.
Sejumlah startup Indonesia juga terpaksa gulung tikar sebelumnya yaitu Airy Rooms, Stoqo, Qlapa, dan Sorabel.
2. Lima tahap terjadinya bubble burst

Penelitian ekonom Amerika, Hyman P. Minsky, membantu menjelaskan perkembangan ketidakstabilan keuangan dan memberikan satu penjelasan tentang karakteristik krisis keuangan.
Melalui penelitiannya, Minsky mengidentifikasi lima tahap dalam siklus kredit yang khas. Sementara teorinya sebagian besar berada di bawah radar selama beberapa dekade, krisis subprime mortgage tahun 2008 memperbaharui minat dalam formulasinya, yang juga membantu menjelaskan beberapa pola dari sebuah gelembung.
Lima tahap tersebut antara lain pemindahan, ledakan, euforia, profit-taking dan kepanikan.
3. Gelembung tercipta karena lonjakan harga aset

Biasanya, gelembung diciptakan oleh lonjakan harga aset yang didorong oleh perilaku pasar yang terlalu bersemangat. Selama gelembung, aset biasanya diperdagangkan pada harga atau dalam kisaran harga yang jauh melebihi nilai intrinsik aset. Dengan kata lain, harga tidak selaras dengan dasar aset.
Gelembung ekonomi terjadi setiap kali harga barang naik jauh di atas nilai riil barang tersebut. Gelembung biasanya dikaitkan dengan perubahan perilaku investor, meskipun apa yang menyebabkan perubahan perilaku ini masih diperdebatkan.
Gelembung di pasar ekuitas dan ekonomi menyebabkan sumber daya ditransfer ke area tertentu dengan pertumbuhan yang cepat. Di akhir gelembung, sumber daya tersebut dipindahkan lagi, menyebabkan harga turun.