Ditekan AS, India Setuju Setop Beli Minyak dari Rusia

- Presiden AS, Donald Trump mengatakan, keputusan India untuk tidak lagi membeli minyak mentah dari Rusia adalah langkah besar. Namun, masih belum dipastikan kapan kebijakan ini diberlakukan.
- Menteri Perdagangan India, Rajesh Agarwal mengatakan, India bersedia meningkatkan impor minyak mentah dari AS hingga dua kali lipat dibanding sebelumnya jika harganya kompetitif.
Jakarta, IDN Times - India mengungkapkan rencana untuk menghentikan pembelian minyak mentah dari Rusia. Sejumlah perusahaan minyak di India dilaporkan sedang merencanakan untuk mengurangi pembelian minyak mentah murah dari Rusia.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Amerika Serikat (AS) dan India memanas imbas pembelian minyak dari Rusia. Washington sudah menetapkan tarif 50 persen kepada India karena enggan mengurangi impor minyak mentah dari Rusia.
1. Trump sebut India setuju kurangi pembelian minyak dari Rusia

Presiden AS, Donald Trump mengatakan, keputusan India untuk tidak lagi membeli minyak mentah dari Rusia adalah langkah besar. Namun, masih belum dipastikan kapan kebijakan ini diberlakukan.
“Perdana Menteri India, Narendra Modi sudah memastikan kepada saya bahwa mereka tidak akan lagi membeli minyak mentah dari Rusia. Ini adalah sebuah langkah besar yang dilakukan India. Sekarang, kami akan mendekati China untuk melakukan hal yang sama,” ujarnya, dikutip dari CNBC..
Sebelumnya, AS sudah mengungkapkan kekesalannya kepada India terkait pembelian minyak mentah Rusia. Sebab, pembelian minyak mentah tersebut akan memuluskan jalan Rusia untuk terus melancarkan perang di Ukraina.
2. India bersedia tingkatkan impor minyak dari AS

Menteri Perdagangan India, Rajesh Agarwal mengatakan, India bersedia meningkatkan impor minyak mentah dari AS. Ia menyebut, India mau meningkatkan hingga dua kali lipat dibanding sebelumnya jika harganya kompetitif.
“Delegasi India sudah berada di Washington untuk mendiskusikan perjanjian perdagangan yang termasuk dalam kerja sama energi. Namun, kami berharap impor dari AS bisa antara 12 miliar dolar AS (Rp198 triliun) hingga 13 miliar dolar AS (Rp215,2 triliun),” ujarnya, dikutip dari The Moscow Times.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri India tidak menampik ataupun mengonfirmasi terkait pernyataan Trump. Namun, India ingin meningkatkan dan memperdalam kerja sama energi dengan AS.
3. India tingkatkan ekspor BBM ke Brasil, Turki, dan UEA

Di tengah tekanan AS dan minimnya kerusakan kilang minyak di Rusia imbas serangan Ukraina, perusahaan India, Reliance Industries dan Nayara Energy sukses jadi alternatif suplai untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah negara. Mereka berencana mengekspor bahan bakar minyak (BBM) ke Brasil, Turki, Uni Emirat Arab (UEA), dan beberapa negara Afrika.
Dilansir Times of India, perusahaan minyak India tersebut telah meningkatkan ekspor BBM ke negara-negara tersebut. Namun, ekspor BBM dari perusahaan tersebut ke beberapa negara termasuk AS, Australia, Singapura, dan Malaysia justru berkurang.