DPR Minta Investor Tidak Khawatirkan Kinerja Fiskal RI

- Defisit APBN menyebabkan penurunan IHSG lebih dari 5 persen hari ini, membuat perdagangan dihentikan sementara.
- Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun, meminta investor tidak khawatir dengan kinerja fiskal pemerintah Indonesia pada awal tahun ini.
- Analis pasar keuangan menilai sentimen domestik penyebab penurunan IHSG berasal dari realisasi kinerja APBN yang tercatat defisit pada awal Februari.
Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun meminta pelaku pasar terutama investor untuk tidak mengkhawatirkan kinerja fiskal pemerintah Indonesia pada awal tahun ini. Hal itu disampaikan Misbakhun guna menjaga kepercayaan investor asing untuk tidak menarik investasinya dari Indonesia.
Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada dua bulan pertama 2025 disebut-sebut jadi salah satu penyebab jebloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 5 persen hari ini dan membuat perdagangan sempat dihentikan sementara (trading halt).
"Kalau defisit kan APBN kita selalu defisit. Selalu di awal-awal itu defisit dan kemudian kita mengalami selalu kenaikan. Sebentar lagi, baru dua bulan. Biasanya kita nanti ada penerimaan SPT tahunan di bulan Maret dan April, perorangan dan korporasi, biasanya kita mengalami rebound. Itu yang selalu terjadi. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan kinerja di awal-awal," tutur Misbakhun kepada awak media di Gedung BEI Jakarta, Selasa (18/3/2025).
1. DPR sambangi BEI supaya bikin investor tenang

Misbakhun dan Wakli Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad hari ini menyambangi BEI pasca trading halt. Misbakhun menyampaikan, kedatangan DPR ke BEI ingin menunjukkan kepada investor dan pelaku pasar bahwa kondisi pasar Indonesia saat ini baik-baik saja.
"Kita ingin membangun kepercayaan kepada pasar, bahwa kita memberikan dukungan penuh kepada Otoritas Jasa Keuangan, kepada Bursa Efek Indonesia, terhadap policy-policy yang mereka ambil terkait dengan situasi saat ini. Ini dalam rangka apa? Meyakinkan pasar bahwa mereka dibackup penuh oleh negara, dibackup penuh oleh pemerintah," tutur dia.
2. Analis sebut defisit APBN memengaruhi laju IHSG

Analis pasar keuangan menilai salah satu sentimen domestik penyebab IHSG kebakaran adalah kinerja APBN yang tercatat defisit pada awal Februari. IHSG terjungkal hampir 7 persen pada hari ini, Selasa (18/3/2025). Bahkan, perdagangan saham sempat dihentikan (trading halt) untuk mencegah penurunan lebih tajam.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen domestik yang mempengaruhi IHSG berasal dari realisasi kinerja APBN. Realisasi anggaran mencatatkan defisit pada Februari sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), mengingat dampak yang ditimbulkan dari (defisit) terhadap perekonomian nasional.
"APBN kita di bulan Februari 2025 ini kan mengalami defisit fiskal sebesar Rp31,2 triliu atau 0,13 persen juga menjadi pembicaraan para ekonom dan (investor)," tegasnya kepada IDN Times, Selasa (18/3/2025).
3. Penerimaan pajak merosot jadi faktor yang pengaruhi IHSG

Defisit fiskal yang terjadi pada Februari ini disebabkan oleh penurunan penerimaan pajak yang cukup besar. Bila mengacu data realisasi penerimaan pajak hingga akhir Februari 2025 hanya mencapai Rp187,8 triliun, menurun sekitar 30,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Penerimaan pajak yang turun karena implementasi sistem coretax yang dirasa membebani para pengusaha. Para pengusaha mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam memenuhi kewajiban pajak, yang berimbas pada berkurangnya penerimaan negara," tegasnya.
Dengan demikian, ia meminta Kementerian Keuangan mencari strategi untuk menggenjot penerimaan negara tahun ini mengingat berbagai tantangan yang terjadi di global pun bisa ikut mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri.