Dasco Harap Kunjungannya ke Bursa Efek Indonesia Bikin Pasar Tenang

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, meminta pasar tetap tenang menyikapi pergerakan pasar modal saat ini. Sebagaimana diketahui, perdagangan saham sempat dihentikan sementara atau trading halt oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) imbas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 5 persen.
"Jadi menyikapi pembekuan otomatis dari akibat koreksi dari Indeks Harga Saham Gabungan 5 persen yang memang otomatis dan bukan baru kali ini saja terjadi, sudah pernah pada waktu COVID-19 dan lain-lain, kami pada hari ini melakukan kunjungan (ke BEI) untuk support dan meyakinkan kepada pasar untuk tetap tenang," kata Dasco di BEI Jakarta, Selasa (18/3/2025).
DPR, sambung Dasco, terus mendukung pemerintah untuk hadir dan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk mengembalikan pasar supaya stabil.
"Mudah-mudahan ini dapat membantu menenangkan pasar," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Komisi XI DPR RI, Miskbakhun yang ikut dalam kunjungan menyatakan, kedatangan DPR ke BEI ingin menunjukkan kepada investor dan pelaku pasar bahwa kondisi pasar Indonesia saat ini baik-baik saja.
"Kita ingin membangun kepercayaan kepada pasar, bahwa kita memberikan dukungan penuh kepada Otoritas Jasa Keuangan, kepada Bursa Efek Indonesia, terhadap policy-policy yang mereka ambil terkait dengan situasi saat ini. Ini dalam rangka apa? Meyakinkan pasar bahwa mereka dibackup penuh oleh negara, dibackup penuh oleh pemerintah," tutur Misbakhun.
Sebelumnya, grafik IHSG kembali membeku usai penghentian sementara alias trading halt dibuka. BEI menyatakan perdagangan IHSG dilanjutkan kembali mulai pukul 11:49:31 waktu JATS, tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.
Namun, grafik IHSG makin anjlok, dan membeku di level 6.076,08, dengan pelemahan sebesar 395,9 poin atau 6,12 persen. Level terendah IHSG hari ini ialah 6.011,84. Adapun penurunan IHSG ini merupakan yang terparah dalam 5 tahun terakhir. Trading halt pernah terjadi pada saat Indonesia mengalami pandemik COVID-19 pada 2020.