Dua Alasan Ini Bikin Pasar Perabotan Rumah Tangga RI Melesat pada 2025

- Adrian Worth optimistis terhadap pasar perabotan rumah tangga di Indonesia hingga tahun 2025.
- Indonesia memiliki pasar yang besar dengan populasi penduduk yang terus bertumbuh, terutama di kalangan anak muda.
- IKEA aktif berkolaborasi dengan produsen lokal dan meluncurkan program I-SEA untuk mendukung pengembangan masyarakat dan perekonomian Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Managing Director IKEA Indonesia, Adrian Worth mengaku optimistis terhadap pasar perabotan rumah tangga di Indonesia untuk tahun 2025.
Optimisme itu muncul di tengah banyaknya dinamika yang terjadi mulai dari pergantian pemerintahan, situasi ekonomi, dan bahkan kebijakan pemerintah seperti kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.
"Saya sangat optimistis walaupun banyak yang bilang di luar sana bahwa ekonomi Indonesia bisa lebih baik dan banyak juga yang khawatir soal inflasi. Saya bisa mengerti itu, tetapi pada dasarnya saya sangat positif dan optimistis dengan pasar di Indonesia," kata Adrian saat berbincang dengan awak media di IKEA Jakarta Garden City, Kamis (9/1/2024).
1. Populasi anak muda yang terus tumbuh

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar rasa optimisme Adrian tersebut. Pertama, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar lantaran jumlah penduduknya hingga ratusan juta orang.
Terlebih menurut Adrian, saat ini populasi anak muda di Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
"Jika dibandingkan antara Indonesia dengan Jepang, Korea, atau China, itu adalah negara-negara dengan populasi penduduk lanjut usia yang mengalami penurunan, sedangkan di Indonesia sebaliknya. Ini adalah impian para retailer. Ini fantastis," tutur Adrian.
2. Pasar perabot rumah tangga di Indonesia masih bisa berkembang

Alasan kedua yang membuat Adrian optimistis terhadap bisnis IKEA di Indonesia adalah pasar furnitur atau peralatan perumahan di Indonesia yang masih bisa berkembang.
Adrian yang pernah menjadi Customer Delivery Project Manager IKEA UK-Belgium-Netherlands tersebut bercerita, ketertarikan konsumen Indonesia terhadap furnitur rumah sangat berbeda dengan konsumen di Eropa atau Amerika Utara.
"Ini jadi hal positif buat kami karena saya tahu ketertarikan terhadap produk furnitur rumah hanya akan terus berkembang, itu pasti. Saya mulai bekerja di Jepang 20 tahun lalu dan apa yang terjadi di Indonesia saat ini kondisinya sama dengan konsumen Jepang. Mereka sama sekali tidak peduli dengan rumah dan saya berada di sana selama enam tahun bisa melihat perubahannya dalam 20 tahun terakhir," tutur Adrian.
3. IKEA berkolaborasi dengan produsen lokal

Dalam rangka menguatkan pasarnya di Indonesia, Adrian mengatakan saat ini IKEA telah aktif berkolaborasi dengan produsen lokal untuk memperkaya variasi produk yang tersedia.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung pengembangan produsen lokal, memperkuat perekonomian Indonesia, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Di samping itu, IKEA juga berkomitmen untuk memfasilitasi produk-produk buatan Indonesia agar dapat menembus pasar globa, dengan tetap menjaga kualitas dan keberlanjutan.
IKEA juga meluncurkan inisiatif program yaitu I-SEA (IKEA Social Entrepreneur Accelerator), program kolaborasi dengan wirausaha sosial dengan bertujuan untuk menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adrian menyampaikan, fokus IKEA Indonesia terhadap program tersebut mencerminkan komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab sosial dan pembangunan berkelanjutan. Melalui kemitraan dengan wirausaha sosial lokal, IKEA berperan aktif dalam mendukung pengembangan masyarakat serta upaya pengentasan kemiskinan.
“Komitmen IKEA Indonesia adalah membuat desain produk yang baik dan dapat dijangkau oleh semua orang. Kami berterima kasih kepada pelanggan, karyawan, dan seluruh mitra kami yang telah menjadi bagian dari pertumbuhan dan transformasi IKEA. Kami akan terus berupaya untuk menjadi merek perabot rumah tangga yang lebih baik bagi banyak orang,” beber dia.