Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Efek The Fed hingga Purbaya Bikin Rupiah Melemah Hari Ini

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Ketegangan geopolitik global dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed memengaruhi pergerakan rupiah.
  • Dinamika politik dalam negeri menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar, terutama akibat pernyataan politis dari pejabat pemerintah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam penutupan perdagangan awal pekan, Senin (22/9/2025).

Data Bloomberg mencatat, pada akhir sesi, rupiah berada di level Rp16.610,5 per dolar AS, melemah tipis 0,06 persen atau turun 9,5 poin dibandingkan hari sebelumnya di Rp16.601 per dolar AS.

Rupiah dibuka di level Rp16.631,5 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp16.581,5 hingga Rp16.640 per dolar AS.

1. Geopolitik global ikut tekan rupiah

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, pelemahan rupiah kali ini disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, ketegangan geopolitik global masih menjadi perhatian utama pasar.

Menurut Ibrahim, konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda serta situasi di Timur Tengah yang semakin panas jelang Sidang Umum PBB membuat investor memilih dolar AS sebagai aset aman (safe haven).

Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) pada Oktober sebesar 25 basis poin juga ikut memengaruhi pergerakan rupiah.

Dia mengatakan, sejumlah ekonom memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga mencapai 80 persen. Bahkan, salah satu pejabat The Fed, Neel Kashkari, mulai memberi sinyal bahwa waktu saat ini tepat untuk memangkas suku bunga.

"Nah itu yang membuat secara eksternal harga mata uang rupiah mengalami pelemahan," ujar Ibrahim.

2. Faktor politik domestik juga membebani

Dinamika politik dalam negeri yang juga menekan pergerakan rupiah. Pernyataan-pernyataan politis yang kerap disampaikan pejabat pemerintah, khususnya yang seharusnya fokus pada masalah fiskal, menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar.

"Purbaya (Menteri Keuangan) sering memberikan statement-statement yang berbau politis yang ini sebenarnya sangat dibenci oleh para pelaku pasar," kata dia.

Komentar-komentar politis dari pejabat yang mengurusi keuangan negara dianggap tidak memberikan solusi konkret terhadap tantangan ekonomi, melainkan memperkeruh suasana politik.

"Tapi saat ini kebanyakan Purbaya adalah memberikan solusi-solusi secara politik. Ini yang sangat disayangkan oleh pasar sehingga mata uang rupiah kembali lagi mengalami pelemahan," kata dia.

3. Proyeksi pergerakan rupiah pada Selasa

Dalam 52 minggu terakhir, rupiah tercatat bergerak di rentang Rp15.065 hingga Rp17.224 per dolar AS. Sementara itu, secara year-to-date (YTD) atau sejak awal tahun, rupiah masih mencatatkan pelemahan sebesar 2,97 persen.

Lebih lanjut, Ibrahim memperkirakan rupiah masih berpotensi melemah pada perdagangan Selasa (23/9/2025). Dia menyebut level support rupiah berada di Rp16.600 per dolar AS, sedangkan level resistance diperkirakan di Rp16.650 per dolar AS.

Share
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in Business

See More

IHSG Tumbang Awali Pekan, 5 Saham Ini Masih Bisa Cuan

22 Sep 2025, 16:55 WIBBusiness