Ekspor Otomotif AS ke Kanada Anjlok akibat Perang Tarif Trump

- Trump umumkan tarif 25 persen pada kendaraan impor dari luar AS.
- Perusahaan otomotif dunia rugi miliaran dolar akibat tarif AS.
- Perubahan drastis perdagangan otomotif Kanada-Meksiko.
Jakarta, IDN Times - Kanada mencatatkan lonjakan impor kendaraan dari Meksiko yang melampaui Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya dalam tiga dekade, menandai pergeseran besar dalam pola perdagangan regional.
Pada Kamis (7/8/2025), perkembangan ini dikaitkan langsung dengan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang mengubah lanskap industri otomotif global. Statistik menunjukkan nilai impor kendaraan penumpang dari Meksiko ke Kanada pada Juni 2025 mencapai 1,08 miliar dolar Kanada (Rp12,7 triliun), sementara dari AS hanya 950 juta dolar Kanada (Rp11,2 triliun).
1. Trump umumkan tarif 25 persen pada kendaraan impor dari luar AS
Presiden Donald Trump resmi mengumumkan tarif sebesar 25 persen untuk seluruh kendaraan penumpang dan suku cadang otomotif yang diimpor ke AS, efektif mulai 3 April 2025 untuk kendaraan jadi dan 3 Mei 2025 untuk suku cadang.
“Yang kami terapkan adalah tarif 25 persen pada semua kendaraan yang tidak diproduksi di AS.” ujar Trump dalam keterangan resminya di Oval Office, dilansir CNN. Ia juga menegaskan bahwa kendaraan produksi lokal dikecualikan dari kebijakan tersebut.
Reaksi keras datang dari industri otomotif Kanada. Brian Kingston, Presiden dan CEO Canadian Vehicle Manufacturers’ Association, menyatakan bahwa tarif AS yang diterapkan akan menimbulkan kerusakan signifikan pada industri otomotif Amerika Utara yang sangat terintegrasi.
Ia menambahkan bahwa kebijakan ini berpotensi membongkar lebih dari 60 tahun integrasi yang telah membangun basis industri otomotif yang kompetitif secara global.
2. Perusahaan otomotif dunia rugi miliaran dolar
Toyota Motor Corporation pada Kamis (7/8/2025) mengumumkan proyeksi kerugian hingga 9,5 miliar dolar AS (Rp154,7 triliun) untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2026 akibat tarif AS yang baru diberlakukan. Perusahaan juga memangkas prediksi laba operasional tahunannya sebesar 16 persen menjadi 3,2 triliun yen (Rp352 triliun).
Sementara itu, General Motors melaporkan bahwa kerugiannya akibat tarif mencapai 1,1 miliar dolar AS (Rp17,9 triliun) pada kuartal kedua 2025, dengan laba turun hingga 32 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
“Kami memposisikan bisnis untuk masa depan jangka panjang yang menguntungkan saat beradaptasi dengan kebijakan perdagangan dan pajak baru," ujar CEO GM, Mary Barra, dalam surat ke pemegang saham, dilansir Fortune.
Ford Motor Company memperingatkan kemungkinan penurunan laba hingga 36 persen dalam 2025, dengan estimasi kerugian akibat tarif mencapai 2 miliar dolar AS (Rp32,5 triliun). Di sisi lain, Stellantis yang memproduksi Jeep dan Ram Trucks, pada Senin (4/8/2025) melaporkan rugi bersih hingga 2,7 miliar dolar AS (Rp43,9 triliun) dalam enam bulan pertama 2025 karena efek awal tarif AS yang berdampak langsung pada pendapatan.
3. Perubahan drastis perdagangan otomotif Kanada-Meksiko
Pada Selasa (5/8/2025), Statistics Canada mencatat bahwa impor kendaraan dan suku cadang dari Meksiko naik 2,9 persen pada Juni, usai dua bulan berturut-turut sebelumnya menurun. Peningkatan terbesar berasal dari kategori mobil penumpang dan truk ringan, terutama dari Meksiko dengan kenaikan 6,9 persen.
Shelly Kaushik, ekonom senior BMO, menyatakan bahwa fluktuasi data dagang bulanan harus disikapi dengan hati-hati.
“Data perdagangan bisa sangat mudah berubah secara bulanan meski ada kenaikan di Juni, bukan berarti terjadi perubahan substansial, karena naik tipis dari level sangat rendah masih tetap tergolong lemah," ujar Kaushik, dilansir Global News.
Nathan Janzen, asisten kepala ekonom RBC Economics, menambahkan bahwa mayoritas ekspor Kanada ke AS masih bebas tarif, dengan 92 persen produk masuk tanpa bea pada Juni, meningkat dari 91 persen di Mei dan 89 persen di April.
Meski demikian, rata-rata tarif efektif pada impor dari Kanada ke AS masih 2,4 persen, jauh lebih rendah dari rata-rata tarif AS untuk seluruh mitra dagang yang mencapai 8,9 persen.