Erick Thohir: Cuma Ada 36 Pesawat Garuda yang Bisa Terbang Sekarang

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebutkan bahwa jumlah pesawat yang bisa diterbangkan oleh Garuda Indonesia saat ini masih sangat sedikit. Hal itu pun menyebabkan harga tiket Garuda saat ini menjadi mahal.
Pasca proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Erick mengakui bahwa Garuda Indonesia masih belum bisa menerbangkan seluruh pesawatnya.
"Pesawat Garuda yang terbang sekarang itu baru 36 di mana yang namanya Citilink 38," kata Erick dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (24/8/2022).
1. Erick targetkan lebih banyak pesawat Garuda yang bisa terbang di akhir tahun

Kendati begitu, Erick optimistis Garuda dan Citilink bisa menerbangkan pesawat lebih banyak pada akhir 2022 nanti. Hal itu disebabkan Garuda Indonesia yang bakal mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun dari pemerintah.
"Kalau ini kita nanti habis restrukturisasi lalu ada perbaikan dari PMN yang dimasukkan dan negosiasi-negosiasi lain di akhir tahun ini Garuda bisa menerbangkan 61 pesawat dan juga Citilink bisa 58 pesawat," ucap Erick.
2. Masih belum cukup

Namun, tambahan tersebut dinilai Erick masih belum cukup mengembalikan kejayaan Garuda Indonesia sebagai maskapai andalan negara.
"Apakah cukup? tidak, karena masa kejayaan Garuda itu kurang lebih 170 pesawat, tetapi karena restrukturisasi kemarin kan sebagian besar pesawatnya diambil juga. Nah ini yang sekarang kita konsolidasi," ujar dia.
3. DPR minta Erick percepat pencairan PMN buat Garuda

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI fraksi Partai Gerinda, Andre Rosiade menuntut Erick untuk mendesak pemerintah dalam pencairan PMN buat Garuda Indonesia.
DPR sendiri telah menyetujui PMN Rp7,5 triliun untuk modal kerja Garuda Indonesia sejak tahun lalu. Namun, PMN tersebut tidak kunjung cair sampai sekarang.
"Sudah beberapa bulan tolong mbok ya uangnya dicairkan supaya yang disampaikan presiden, perintah kepada menhub dan menbumn bisa diwujudkan. Bagaimana bisa diwujudkan kalau menteri keuanganya belum mencairkan Rp7,5 triliun. Untuk itu bicarakan pak menteri (BUMN) dalam rapat kabinet di istana," beber Andre.