Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OJK Optimistis Kinerja Perbankan 2026 Tetap Positif, Ini Alasannya

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. (dok. YouTube OJK)
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. (dok. YouTube OJK)
Intinya sih...
  • Rasio NPL perbankan diperkirakan akan membaik dan berada di kisaran rendah.
  • Pertumbuhan kredit 2026 akan lebih baik.
  • Ruang penurunan suku bunga global dan domestik masih terbuka.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Otoritas perbankan Indonesia memproyeksikan pertumbuhan sektor perbankan pada tahun 2026 akan tetap positif. Penurunan suku bunga global dan domestik yang diperkirakan berlanjut di tahun depan diharapkan dapat meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), sehingga mendukung likuiditas perbankan.

"Kami melihat bahwa pertumbuhan perbankan masih akan terus positif. Proyeksi penurunan suku bunga global dan domestik yang diperkirakan masih akan terus berlanjut di tahun depan diharapkan dapat berdampak positif pada penghimpunan dana perbankan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan DPK dan menurunkan biaya dana," ucap Kepala Eksekutif Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025).

1. Rasio NPL perbankan diperkirakan akan membaik dan berada di kisaran rendah

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)

Dian menjelaskan bila penghimpunan dana cukup positif, maka ketersediaan likuiditas akan terjaga dan membantu perbankan dalam melaksanakan penyaluran kredit. Selain itu, penurunan suku bunga secara global juga diharapkan dapat mendorong meningkatnya demand kredit untuk berbagai kepentingan ekonomi, sehingga pertumbuhan kredit diharapkan tetap kuat.

"Rasio NPL perbankan juga diproyeksikan terus membaik dan berada di kisaran rendah (+-2 persen) meskipun tekanan tetap datang dari segmen kredit UMKM sebagai sektor yang paling cepat tumbuh saat ekonomi ekspansif, tapi juga paling cepat tertekan saat kondisi makro melemah," tegasnya.

Selanjutnya implementasi berbagai program pemerintah serta dukungan optimal dari kebijakan fiskal, kebijakan perdagangan, kebijakan industri, dan kebijakan investasi akan meningkatkan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha, sehingga juga mendorong permintaan terhadap kredit perbankan

2. Pertumbuhan kredit 2026 akan lebih baik

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Berdasarkan laporan Rencana Bisnis Bank yang disampaikan pada akhir November 2025, sektor perbankan Indonesia diperkirakan akan tetap mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2026.

"Pertumbuhan kredit pada tahun depan diproyeksikan akan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2025," ungkapnya.

3. Ruang penurunan suku bunga global dan domestik masih terbuka

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Di samping itu, ruang penurunan suku bunga global dan domestik masih tersedia di tahun depan. Hal itu diharapkan dapat berdampak positif pada pertumbuhan DPK dan ketersediaan likuiditas dan membantu perbankan dalam melaksanakan penyaluran kredit.

Selain itu, penurunan suku bunga secara global juga diharapkan dapat mendorong meningkatnya demand kredit, sehingga pertumbuhan kredit diharapkan tetap kuat.

"Ketahanan perbankan yang dilihat dari tingkat permodalan juga akan tetap kuat dan cukup tinggi, berfungsi sebagai buffer terhadap ketidakpastian ekonomi global dan mendukung pertumbuhan," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Merasa Lelah Terus Berhemat? Kenali Frugal Fatigue dan Solusinya

26 Des 2025, 00:01 WIBBusiness