Erick Thohir Ungkap Skema Pengurangan Beban KAI di Proyek Whoosh

- Erick Thohir mengungkapkan rencana negosiasi ulang dengan China terkait kereta cepat Whoosh yang dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
- Negosiasi tidak akan dilakukan oleh Kementerian BUMN, tetapi akan dikomandoi oleh Kementerian lain.
- Danantara akan turun tangan dalam restrukturisasi utang proyek kereta cepat agar tidak mempengaruhi kinerja KAI.
Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir membeberkan pemerintah sedang mengkaji skema untuk memangkas beban PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI pada proyek Kereta Cepat Whoosh.
Erick mengatakan, nantinya KAI hanya akan menanggung kewajiban pada sarana perkeretaapian. Sementara, kewajiban pada pembangunan prasarananya, seperti rel dan stasiun akan ditanggung pemerintah.
"Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bahwa rencana daripada fasilitas pendukung itu, itu diusulkan menjadi milik pemerintah. Tetapi yang kereta apinya semua operasional di KAI," ucap Erick di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/9/2025).
1. Bakal ada negosiasi ulang dengan China

Sebagai informasi, kereta cepat Whoosh dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Adapun KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia dengan konsorsium Indonesia.
Konsorsium Indonesia sendiri adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dengan kepemilikan saham 60 persen. Adapun konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd mengantongi saham KCIC 40 persen.
PSBI sendiri terdiri dari empat BUMN, yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT Wijaya Karya (Persero) tbk atau WIKA, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau PTPN VIII. KAI adalah pemegang saham mayoritas di PSBI, yakni 51,37 persen.
Pada semester I-2025, KCIC mencatatkan kerugian hingga Rp1,6 triliun. Kerugian itu pun turut dirasakan KAI sebagai pemegang saham mayoritas PSBI, dengan total penyerapan kerugian KAI di semester I-2025 sebesar Rp1,42 triliun.
Terkait skema pembagian kepemilikan sarana dan prasarana perkeretaapian Whoosh itu, menurut Erick akan dinegosiasi ulang dengan konsorsium China.
"Tapi kan perlu kesepakatan dengan pihak Chinanya. Karena memang kerja sama Indonesia dengan China," ujar Erick.
2. Negosiasi tak dilakukan oleh Kementerian BUMN

Meski begitu, Erick menegaskan negosiasi ulang dengan konsorsium China tak akan dikomandoi oleh Kementerian BUMN. "Kan nanti ada negosiasi ulang. Bukan kami tentunya, tupoksinya dari Kementerian lain," tuturnya.
Erick tidak menjelaskan lebih lanjut pihak yang dimaksud.
Sebelumnya, Danantara menyatakan siap turun tangan menyelesaikan persoalan finansial yang membelit KCIC dalam proyek Whoosh. PT Danantara Asset Management, bagian dari BPI Danantara menyatakan akan melakukan langkah-langkah restrukturisasi untuk penyelesaian kewajiban finansial dari konsorsium BUMN.
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selama ini berperan sebagai instansi teknis yang mengurusi transportasi kereta api, perizinan, dan regulasi operasi Whoosh.
3. Danantara bakal turun tangan dalam restrukturisasi utang Whoosh

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan pihaknya akan mencari solusi mengenai utang kereta cepat yang sangat besar.
"Nah ini juga operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai utang-utang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya. Ini yang nanti akan kita sampaikan," kata Dony usai rapat dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Dony mengatakan, Danantara mencari solusi atas utang proyek kereta cepat agar tak mempengaruhi kinerja KAI. "Tetapi kita ingin penyelesaian kali ini komprehensif dan tidak mengganggu kepada kinerja Kereta Api Indonesia ke depan," ujar Dony.
Adapun restrukturisasi utang kereta cepat masuk dalam 22 program yang akan diselesaikan Danantara dalam lima bulan ke depan.
"Solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita tawar, kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini," ucap Dony.