Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ekonom Senior, Faisal Basri (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Dinamika soal tarif tiket pesawat yang mahal menjadi polemik beberapa bulan terakhir. Ekonom senior Faisal Basri justru menilai polemik mahalnya harga tiket pesawat disebabkan oleh pemerintah itu sendiri.

Dinamika soal tarif tiket pesawat direspons oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan beserta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan pemangku kepentingan terkait dengan berbagai kebijakan.

Salah satu yang hangat dibicarakan publik ialah aturan menurunkan tarif tiket pesawat di hari dan waktu tertentu. Meski tak ada payung hukum, langkah ini diklaim merupakan kesepakatan bersama dari semua pihak.

Lalu apa alasan Faisal Basri menilai langkah-langkah pemerintah malah membuat runyam perkara mahalnya tiket pesawat itu?

1. Campur tangan pemerintah dalam penentuan tarif

IDN Times/ Helmi Shemi

Faisal menyebut pemerintah tidak seharusnya ikut campur tangan dalam menentukan harga tiket yang dijual maskapai. Dia bahkan tidak setuju dengan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB).

Kebijakan itu dinilai kurang tepat lantaran tarif batas yang dibebankan pemerintah tidak sesuai harapan. TBB misalnya, "andai ditentukan sebesar 35 persen dari tarif batas atas, angka tersebut dinilai masih terlalu mahal."

"Pertanyaannya kenapa, harga mahal? siapa yang bikin harga mahal? yang bikin harga mahal itu pemerintah sendiri. Jadi ini salahnya pemerintah. Kenapa? yang naikkan TBB dan TBA siapa? Kan Budi Karya itu menaikkan. Protes kemudian diturunkan. Jadi yang bikin mahal pemerintah," ujarnya, Selasa (16/7) kemarin.

2. Pemerintah membiarkan terjadinya duopoli

Editorial Team

Tonton lebih seru di