Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-Fakta Krisis di Pakistan, Kehabisan Uang, Makanan dan Listrik 

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif menghadiri konferensi internasional yang diadakan di kota Swiss pada Senin, 9/1/2023 (Twitter.com/ Raja Riaz)

Jakarta, IDN Times - Krisis ekonomi masih membelit Pakistan. Masalah keuangan terus memburuk karena utang yang menumpuk, biaya impor energi yang membengkak, dan cadangan devisa yang menyusut.

Hal itu diperburuk dengan inflasi global, ketidakstabilan politik, dan penurunan pertumbuhan PDB. Banjir dahsyat yang melanda Pakistan Juni - Oktober 2022 juga faktor yang memperburuk situasi ekonomi di Pakistan. Pemerintah Pakistan sampai melelang properti kedutaan Pakistan di Amerika Serikat.

Seperti apa fakta-faktanya sejauh ini?

1. Perekonomian kian memburuk

Dilansir India today, Biro Statistik Pakistan mencatat defisit perdagangan negara itu mencapai lebih dari 2,8 miliar dolar pada Desember 2022. Hal itu disebabkan ekspor turun lebih dari 16 persen menjadi 2,3 miliar dolar.

Mata uang rupee turun hampir 30 persen pada 2022. Pakistan harus memenuhi kebutuhan pembiayaan eksternal lebih dari 30 miliar dolar termasuk untuk pembayaran energi dan utang sampai Juni 2023.

Pakistan juga menghadapi inflasi yang bisa naik hingga 23 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kenaikan inflasi menjadikan negara berpenduduk sekitar 220 juta orang semakin sulit mendapatkan pekerjaan.

2. Krisis bahan makanan pokok

Dilansir Gulf News, indeks harga yang berakhir pada 5 Januari 2023, Pakistan mengalami kenaikan harga ayam sebesar 82,5 persen dan kenaikan harga telur sebesar 50 persen. Harga sayuran, daging, produk susu, dan roti juga meroket seiring dengan menyusutnya daya beli masyarakat. Harga tepung terigu di kota kota besar seperti Sindh dan Punjab dilaporkan sekitar 160 rupee per kilogram.

Provinsi Balochistan dilanda banjir parah 2022 sehingga Pakistan menghadapi krisis gandum yang parah. Konsumsi gandum tahunan Balochistan mencapai 10,52 juta kantong dan dibutuhkan 1,2 juta kantong setiap bulan.

Menteri Pangan provinsi, Zamarak Khan mengimbau perdana menteri dan menteri utama Punjab dan Sindh untuk membantu karena pemerintah provinsi tidak punya uang untuk memberikan subsidi tepung. Dia juga mendesak Perusahaan Penyimpanan dan Layanan Pertanian Pakistan (Passco) untuk memasok 200 ribu kantong gandum dengan potongan harga untuk memenuhi permintaan.

Pemerintah Balochistan juga melakukan razia terhadap para penimbun gandum dan tepung yang memanfaatkan situasi tersebut. Ketua Menteri Parvez Elahi telah mengeluarkan arahan untuk peningkatan kuota gandum pabrik tepung dan menggandakan jumlah titik penjualan tepung dengan tarif bersubsidi.

3. Krisis listrik

Listrik juga menjadi sektor yang terdampak dan penghematan besar-besaran diberlakukan pemerintah. Setelah rapat kabinet Menteri Pertahanan, Khawaja Asif mengumumkan pada Selasa, 20/12/2022, semua pasar dan restoran akan ditutup pada pukul 20.00 dan gedung pernikahan akan tutup pukul 22:00.

Sebanyak 20 persen pekerja bekerja dari rumah secara bergilir, maka akan menghemat Rp56 miliar. Khawaja Asif juga merekomendasikan menyalakan lampu jalan secara bergantian yang akan menghemat sekitar 4 miliar rupee.

“Keputusan telah diambil tanpa konsultasi dengan kami,” ujar presiden Markazi Tanzeem e Tajran Pakistan, badan pedagang pusat, Kashif Chaudhry mengatakan kepada Arab News pada hari Rabu 21/12/2022.

“Bisnis restoran bergantung 70 persen pada jam malam, termasuk makan malam, jadi tidak mungkin menutup restoran lebih awal. Bisnis restoran masih menderita dampak COVID-19 meski sudah berjalan lebih dari dua tahun dan tidak ada dukungan dari pemerintah,” ujar ketua Asosiasi Restoran Seluruh Pakistan (APRA), Ather Chawla.

Pemerintah telah mengumumkan tindakan serupa untuk menghemat energi pada bulan Juni 2022. Namun, rencana tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan dan tidak membuahkan hasil yang diinginkan.

4. Gelombang demonstrasi pun dimulai

potret sudut Kota Islamabad, Pakistan (unsplash.com/Mohammad Hassan Mukhtar Ahmad)

Para pedagang Pakistan mengharapkan rencana kebangkitan ekonomi malah ditawari rencana yang akan semakin merusak bisnis mereka. Keputusan itu ditanggapi dengan protes di seluruh negeri, tulis Arab News.

Dilansir Gulf News, demonstrasi di berbagai kota Khyber Pakhtunkhwa menuntut pemerintah mengambil langkah segera untuk mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan bahan makanan pokok pada Minggu (9/1/2023).

Protes juga diadakan di distrik Mirpur Khas di Sindh mengakibatkan seorang pria tewas dalam kerumunan beberapa ratus orang yang berkumpul di sekitar truk untuk membeli tepung dengan harga subsidi.

5. Pemerintah mencari bantuan

Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan (Wikimedia/CM Punjab Shehbaz Sharif)

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif menghadiri konferensi internasional yang diadakan di kota Swiss pada Senin (9/1/2023). Pakistan dan PBB mengadakan konferensi internasional untuk mengumpulkan dukungan dunia.

Bantuan itu diperlukan untuk membangun kembali Pakistan setelah banjir dahsyat pada September 2022. Bencana itu membuat sekitar 8 juta orang mengungsi dan menewaskan sedikitnya 1.700 orang.

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) memperkirakan sekitar 16,3 miliar dolar untuk membangun kembali jutaan rumah dan ribuan kilometer jalan dan jembatan kereta api.

Perdana menteri Shehbaz Sharif juga melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa (10/1/2023). Kunjungan tersebut terkait dengan krisis ekonomi yang memburuk di Pakistan. Cadangan devisa negara yang dipegang oleh bank sentral turun menjadi 4,5 miliar dolar. Hal itu tidak cukup untuk membiayai impor selama 25 hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us