Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Faktor-Faktor Pemicu IHSG Anjlok usai Libur Panjang

ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Penurunan IHSG disebabkan eskalasi perang dagang AS dengan negara lain, termasuk Indonesia, yang dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.
  • Negosiasi ulang tarif perdagangan Trump menambah ketidakpastian global dan memicu kekhawatiran resesi global kedua.

Jakarta, IDN Times - Pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi membeberkan sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pagi ini. IHSG pagi tadi dibuka langsung kena trading halt karena anjlok 9,19 persen.

Ia menjelaskan, faktor utama penurunan IHSG disebabkan oleh eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan berbagai negara, termasuk Indonesia, yang dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.

"Kondisi ini berdampak langsung terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia," ungkap Ibrahim kepada IDN Times, Selasa (8/4/2025).

1. Kenaikan tarif impor yang ditetapkan Trump picu sentimen negatif di pasar global

Infografis 15 Daftar Ekspor RI yang Paling Terdampak Tarif Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Saat ini, banyak negara tengah mempertimbangkan kembali keputusan tarif perdagangan yang ditetapkan oleh Trump, dengan melakukan negosiasi ulang atau bahkan melawan tarif yang diberlakukan olehnya. Ketegangan ini menambah ketidakpastian global dan memicu kekhawatiran mengenai potensi terjadinya resesi global kedua.

Faktor lainnya, berkaitan dengan data tenaga kerja di Amerika Serikat yang menunjukkan hasil lebih baik dari ekspektasi, dengan tingkat pengangguran yang menurun tajam. Meski ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dan memberikan dampak pada keputusan Bank Sentral AS.

"Selanjutnya, Bank Sentral AS juga membahas kemungkinan untuk mempertahankan suku bunga tinggi karena permasalahan perang dagang yang belum usai, serta inflasi yang masih tinggi," ujar Ibrahim.

2. Kekecewaan negara Arab karena Israel kembali serang jalur Gaza

Serangan Israel ke Gaza pada 5 Februari 2025. (dok. X/@Timesofgaza)

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga semakin memanas. Terbaru, Israel melakukan penyerangan terhadap Jalur Gaza, yang memicu kekecewaan di kalangan negara-negara Arab.

"Negara-negara Arab di Timur Tengah merasa kecewa dan dikhianati oleh Israel dan Amerika, sehingga situasinya kembali memanas. Sementara itu, di Eropa, serangan Rusia terhadap wilayah Ukraina berlanjut, dan ada kemungkinan besar Ukraina akan membalas serangan terhadap wilayah Rusia, yang semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut," tuturnya. 

3. Semua faktor global dan domestik pengaruhi kondisi pasar saham

ilustrasi harga saham (pixabay.com/sergeitokmakov)

Ibrahim menilai, semua faktor ini berkontribusi pada penurunan signifikan di pasar saham global, khususnya saham-saham berbasis teknologi yang mengalami kemerosotan tajam. Kondisi pasar yang tidak menentu ini menyebabkan IHSG mengalami penurunan yang sangat besar, sesuai dengan prediksi para analis.

Berdasarkan ketentuan terbaru Bursa Efek Indonesia (BEI), jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 8 persen, maka bursa dapat melakukan suspend atau penghentian sementara perdagangan saham untuk mencegah volatilitas lebih lanjut.

"Ini sesuai prediksi prediksinya memang kemungkinan besar dalam perdagangan hari ini Bursa Efek Indonesia akan melakukan suspend karena berdasarkan data terbaru bahwa untuk suspend itu lebih dari 8 persen kalau mengalami satu penurunan yang begitu tajam," ujarnya. 

"Di sisi lain kondisi Global yang tak menentu kemudian kondisi domestik juga dalam negeri sampai saat ini tidak baik-baik saja dengan tarif impor yang begitu tinggi," imbuh Ibrahim. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us