Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

FTC Bongkar Skema Curang Penjualan Tiket Taylor Swift

Taylor Swift (instagram.com/taylorswift)
Taylor Swift (instagram.com/taylorswift)
Intinya sih...
  • FTC menyebut Key Investment Group merekrut orang-orang untuk membuat akun Ticketmaster palsu.
  • Mereka menyebarkan selebaran di Baltimore, menawarkan bayaran 5 dolar AS (setara Rp81 ribu) untuk pembuatan akun dan tambahan 5-20 dolar AS (setara Rp81-323 ribu) untuk kode presale Verified Fan.
  • Pada 2022, Ticketmaster sempat lumpuh saat penjualan presale Verified Fan untuk tur Taylor Swift karena lonjakan miliaran permintaan. Akibatnya, tiket umum dibatalkan karena stok tidak lagi mencukupi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat (AS) menggugat Key Investment Group, perusahaan penjual kembali tiket asal Maryland, pada Senin (18/8/2025). Gugatan itu menuding perusahaan melanggar Undang-Undang Penjualan Tiket Online yang Lebih Baik (BOTS Act) dengan membeli ratusan ribu tiket konser secara curang. Tiket dari acara besar seperti tur Taylor Swift hingga konser Bruce Springsteen kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

Menurut data, perusahaan tersebut menghabiskan sekitar 57 juta dolar AS (setara Rp921 miliar) untuk membeli 321.286 tiket dari 3.261 pertunjukan antara Juni 2022 hingga Desember 2023. Tiket itu lalu dilepas kembali seharga 64 juta dolar AS (setara Rp1,03 triliun), menghasilkan keuntungan sekitar 5,7 juta dolar AS (setara Rp92,1 miliar). FTC menuding situs yang dikelola perusahaan, seperti TotalTickets.com, TotallyTix, dan Front Rose Tix, mengandalkan ribuan akun palsu serta metode penyamaran lain demi menghindari batas pembelian di Ticketmaster.

FTC mencontohkan praktik saat konser Taylor Swift di Las Vegas pada Maret 2023. Media Hollywood Reporter melaporkan bahwa perusahaan tersebut menggunakan 49 akun berbeda untuk membeli 273 tiket Eras Tour di Allegiant Stadium. Jumlah itu jauh melampaui batas enam tiket per pelanggan dan kemudian dijual kembali dengan keuntungan bersih 119.227,21 dolar AS (setara Rp1,92 miliar).

1. Key Investment Group gunakan cara-cara curang di lapangan

Dilansir dari NBC News, FTC menyebut Key Investment Group merekrut orang-orang untuk membuat akun Ticketmaster palsu. Mereka menyebarkan selebaran di Baltimore, menawarkan bayaran 5 dolar AS (setara Rp81 ribu) untuk pembuatan akun dan tambahan 5-20 dolar AS (setara Rp81-323 ribu) untuk kode presale Verified Fan. Program ini dipasarkan sebagai pendaftaran van terverifikasi dengan klaim bisa menghasilkan uang dalam tiga langkah mudah.

Dalam konser Bruce Springsteen di MetLife Stadium pada 2023, perusahaan ini memakai 277 akun berbeda untuk mengamankan lebih dari 1.500 tiket. Dari situ, mereka meraup pendapatan sebesar 21 ribu dolar AS (setara Rp339,3 juta). FTC menyebut tiga orang sebagai dalang operasi ini, yakni Taylor Kurth, Elan Rozmaryn, dan Yair Rozmaryn, dengan catatan Kurth pernah dilarang memakai perangkat lunak curang sejak 2018 dalam perjanjian dengan regulator negara bagian Washington.

Kasus lain juga muncul saat konser Bad Bunny di Miami pada Mei 2024. Salah satu terdakwa mengakui lewat email bahwa mereka melampaui batas pembelian tiket, namun perwakilan Ticketmaster menyebut pembelian itu tetap sah jika memakai akun dan kartu berbeda. Hal tersebut menyoroti lemahnya konsistensi aturan internal Ticketmaster.

2. Penggemar dan artis kewalahan dengan krisis tiket

ilustrasi tiket (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi tiket (pexels.com/cottonbro studio)

Pada 2022, Ticketmaster sempat lumpuh saat penjualan presale Verified Fan untuk tur Taylor Swift karena lonjakan miliaran permintaan. Akibatnya, tiket umum dibatalkan karena stok tidak lagi mencukupi. Situasi itu memicu protes keras dari penggemar yang gagal mendapatkan tiket.

Taylor Swift juga menuliskan kekecewaannya lewat Instagram pada tahun yang sama.

“Sangat sulit bagi saya untuk mempercayai entitas luar dengan hubungan dan loyalitas ini, dan sangat menyakitkan bagi saya untuk hanya melihat kesalahan terjadi tanpa ada jalan keluar,” tulisnya.

Keluhan itu memperlihatkan frustrasi artis atas sistem yang merugikan penggemar.

Bruce Springsteen turut bersuara pada 2022 dengan menyinggung peliknya sistem penjualan tiket.

“Pembelian tiket telah menjadi sangat membingungkan, tidak hanya untuk penggemar, tetapi juga untuk artis,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar tiket konsernya tetap terjangkau, meski para penggemar merasa tertekan dengan harga jual kembali yang melambung.

3. Pemerintah dan FTC dorong pengetatan aturan penjualan tiket

ilustrasi nonton konser (pexels.com/Sebastian Ervi)
ilustrasi nonton konser (pexels.com/Sebastian Ervi)

Dilansir dari CNN Internasional, Gugatan FTC ini menindaklanjuti perintah eksekutif Presiden AS, Donald Trump pada Maret 2025 untuk membatasi praktik penjualan tiket yang merugikan penggemar.

Ketua FTC, Andrew N Ferguson, mengatakan bahwa pihaknya serius mengawasi perantara yang bermain curang.

“Presiden Trump telah menjelaskan dalam Perintah Eksekutif Maret bahwa perantara yang tidak bermoral yang merugikan penggemar dan menaikkan harga melalui metode antikompetitif akan mendengar dari kami,” katanya, dikutip dari Hollywood Reporter.

Ia menambahkan, tindakan ini menjadi peringatan bagi broker nakal agar konsumen tetap bisa membeli tiket dengan harga wajar.

Sementara itu, Key Investment Group balik menggugat FTC pada Juli 2025. Mereka menilai praktik bisnisnya sah, menuduh FTC salah menafsirkan BOTS Act, dan menegaskan tidak menggunakan perangkat lunak otomatis. Undang-undang yang disahkan pada 2016 itu memang baru sekali dipakai sebelum kasus ini.

Di sisi lain, Ticketmaster dan perusahaan induknya, Live Nation Entertainment, masih menghadapi gugatan antimonopoli dari Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan FTC sejak 2024. Dokumen internal Ticketmaster pada 2018 sempat menimbang pembatasan delapan tiket per akun untuk menekan bot, namun disebut bisa menimbulkan dampak ekonomi negatif yang serius.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us