Gegara Perang Rusia-Ukraina, Produksi Mobil Global Diprediksi Turun

Jakarta, IDN Times – Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan banyak gangguan di sektor ekonomi, seperti naiknya harga minyak dan harga pangan. Namun, dampaknya ternyata bukan sebatas itu. Industri otomotif juga turut terkena imbasnya.
Dikutip dari CNBC pada Senin (18/4/2022), pengamat industri otomotif telah memangkas perkiraan produksi dan penjualan untuk dua tahun ke depan sebagai dampak dari perang. Ini terjadi karena krisis telah membuat pabrik-pabrik di Eropa Timur tutup, dan menyebabkan lonjakan harga bahan mentah yang sudah mahal.
1. Banyak pabrik tutup

Perang di Ukraina telah menimbulkan kondisi sulit bagi pekerja di negara itu. Meski beberapa pabrik di Ukraina telah mencoba untuk tetap berjalan di tengah invasi, banyak pekerja dilaporkan harus mengambil jeda dari pekerjaan untuk menghindari tembakan roket.
Pada Maret, S&P Global Mobility, yang sebelumnya bernama IHS Markit, memangkas perkiraan produksi mobil globalnya sebesar 2,6 juta kendaraan pada 2022 dan 2023 karena konflik. Skenario terburuk dari perkiraan mereka adalah pengurangan produksi sebanyak 4 juta kendaraan.
2. Gangguan dapat menyebar ke pasar lain

Output mobil Eropa sendiri diperkirakan turun sekitar 9 persen atau kira-kira 1 juta mobil. Penurunan ini sebagian akan disebabkan langsung oleh hilangnya penjualan mobil di Rusia dan Ukraina. Tetapi, kedua negara tersebut, bersama-sama, hanya menguasai pangsa kecil pasar otomotif global, yakni sekitar 2 persen dari total pangsa pasar pada tahun 2021.
Namun, laporan itu menyebut ada kekhawatiran yang lebih besar yang bisa timbul dari perang, yakni kekurangan bahan dan suku cadang yang sudah melanda perusahaan pembuat mobil Eropa. Menurut laporan itu, gangguan ini dapat menyebar ke pasar lain jika perang berlanjut.
3. Bahan utama untuk membuat mobil terpengaruh

Secara terpisah, analis kredit di S&P Global Ratings juga memperkirakan bahwa pada tahun 2022 penjualan mobil global akan turun 2 persen di bawah level 2021. Itu adalah penurunan yang signifikan dari proyeksi S&P Global Ratings pada Oktober 2021 untuk kenaikan penjualan 4 persen-6 persen pada 2022.
Laporan tersebut menyoroti gangguan pada pasokan suku cadang otomotif penting dari wilayah tersebut, yang mungkin terutama adalah wire harness dari Ukraina. Selain itu ada ancaman gangguan bahan mentah mengingat Rusia memproduksi sekitar 40 persen paladium mentah dunia. Bahan ini digunakan untuk membersihkan knalpot kendaraan.
Wilayah itu juga merupakan penghasil nikel, yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik. Bahkan mineral dan logam biasa, seperti besi, juga terpengaruh. Semua itu adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat mobil.