Harga Emas dan Minyak Bakal Meroket Imbas Konflik Iran-Israel

Jakarta, IDN Times - Harga emas dunia diprediksi bakal terus mengalami kenaikan imbas serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024). Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan, harga emas dunia saat ini ditargetkan tembus pada angka 2.300-an dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce.
"Kemungkinan besar untuk harga emas sendiri masih akan terus mengalami kenaikan karena target untuk saat ini kemungkinan di 2.350 dolar AS," kata Ibrahim dalam pernyataannya kepada awak media, Minggu (14/4/2024).
1. Harga emas dunia bisa tembus 2.400 dolar AS per troy ounce tahun ini
Ibrahim menjelaskan, harga emas dunia bisa terkerek lebih tinggi lagi hingga akhir tahun ini. Harga emas dunia pada akhir 2024 diproyeksikan bisa menyentuh level 2.400 dolar AS per troy ounce.
"Lantaran dampak dari tensi politik yang tinggi di Timur Tengah ini membuat harga emas akan meluncur tinggi, apalagi pasca Hamas menolak gencatan senjata dengan Israel. Ini pun juga akan membuat serangan sporadis negara-negara Arab terhadap Israel sehingga harga emas kemungkinan di 2.400 dolar AS," ujar Ibrahim.
2. Harga minyak dunia bisa mendidih
Bukan hanya emas dunia, harga minyak dunia akan terkena dampak konflik Iran dan Israel, terlebih jika Israel melancarkan serangan balik ke Iran.
"Untuk minyak mentah dunia sendiri, kemungkinan besar akan mendidih lebih tajam lagi. Bisa saja dengan terjadinya perang terbuka ini, kemudian ada balasan dari Israel terhadap Iran," ucap Ibrahim.
Di sisi lain, keterlibatan negara lain seperti AS, Rusia, dan China dalam pusaran konflik Iran-Israel juga semakin memicu kenaikan harga minyak dunia.
3. Produksi kilang minyak di Timur Tengah berkurang
Di tengah konflik Iran-Israel terdapat kekhawatiran kilang-kilang minyak di Timur Tengah bakal mengurangi produksinya. Jika itu terjadi maka suplai minyak dunia akan berkurang dan harganya terus naik seiring dengan bertambahnya permintaan.
"Ada ketakutan bahwa yang diincar oleh Israel itu adalah kilang-kilang minyak di Iran sehingga kebutuhan produksi untuk pemenuhan negara-negara anggota OPEC ini akan mengalami penurunan dan ini yang membuat harga minyak mentah akan mendidih dan kurang dan kemungkinan menyentuh di level 100 dolar per barrel dalam tahun 2024," tutur Ibrahim.