Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Pangan Pokok dan Gas Dunia Meroket, Joe Biden Salahkan Putin

Presiden AS Joe Biden- Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque dan twitter.com/Russian Embassy in USA)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Sabtu (2/4/2022), menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kenaikan harga bahan bakar dan makanan secara global. Dia menyebut "operasi militer" Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu yang dilancarkan Putin adalah biang keroknya.

"Invasi Putin ke Ukraina telah menaikkan harga gas dan harga pangan di seluruh dunia," kata Biden di Twitter.

Sebagai pengganti kenaikan harga, Biden mengumumkan pelepasan satu juta barel minyak per hari dari cadangan minyak strategis negara selama enam bulan dalam upaya untuk mengendalikan harga gas yang melonjak secara global. Situasi keamanan antara Ukraina-Rusia masih jauh dari kata aman walaupun negosiasi antara Ukraina-Rusia dikabarkan menghasilkan pesan damai. 

1. Biden setuju untuk melepas jutaan barel dari Strategic Petroleum Reserve

Biden juga memberikan pesan bahwa AS telah berusaha untuk menyeimbangkan harga komoditas tersebut dengan melepaskan jutaan barel per dari Strategic Petroleum Reserve. "Untuk membantu mengatasinya, kemarin saya mengizinkan pelepasan 1 juta barel per hari selama enam bulan ke depan dari Strategic Petroleum Reserve kami." tulis presiden AS . 

Biden diketahui juga telah bertemu dengan para pimpinan negara-negara NATO terkait bantuan terhadap masyarakat Ukraina, dilansir The Hindustan Times. Putin juga menegaskan dengan memberikan pesan bahwa bahwa sumber pendanaan operasi militer Putin telah ditekan. 

2. AS masih jauh dari resesi, Rusia sedang menghadapi masalah perekonomian yang serius

Pada Kamis (31/03/2022), kepala ekonom baru International Monetary Fund (IMF), Pierre-Olivier Gourinchas, mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah memberikan "kejutan yang cukup besar" bagi ekonomi global. Tantangan nyata yang harus dihadapi para pimpinan negara adalah membuat kebijakan untuk menjinakkan inflasi tanpa menghentikan pertumbuhan.

Di saat beberapa negara dikabarkan berpotensi menghadapi resesi akibat invasi Rusia, Gourinchas mengatakan Amerika Serikat mungkin belum akan menghadapi resesi, lapor The Hindustan Times. Walaupun harga beberapa komoditas di AS naik tajam, perekonomian AS masih dapat dikatakan terkendali. 

Di sisi lain, Rusia yang telah terkena sanksi ekonomi dari negara-negara Barat, dikabarkan sedang menuju ke dalam resesi dan mulai kembali menjadi ekonomi tertutup, seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan pada Jumat (1/4/2022), tulis Reuters.

Berbagai perusahaan asal AS, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan telah menghentikan produksinya di Rusia seiring dengan kebijakan internasional di masing-masing negara yang telah dikeluarkan. 

3. China dan India mencoba ambil keuntungan dari sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia

China merupakan salah satu negara yang menolak untuk mengecam dan memberikan sanksi kepada Rusia akibat invasi di Ukraina. Di saat banyak perusahaan AS, Eropa, Korea Selatan, dan Jepang keluar dari pasar Rusia, berbagai perusahaan China secara mudah mengambil alih pasar di beberapa wilayah di Rusia.

Di sisi lain, India juga tak begitu peduli atas berbagai aksi negara-negara Barat yang memberikan sanksi kepada Rusia. Bahkan, belakangan ini India telah memperkuat kerja sama perdagangan, khususnya dalam hal impor minyak. 

Minyak-minyak yang "tak diinginkan" negara-negara Barat dipercaya akan dialihkan menuju India seiring dengan kerja sama perdagangan terbaru kedua negara, menurut Economist. Setidaknya hal tersebut dapat meminimalisasi dampak nyata sanksi-sanksi negara Barat terhadap Rusia.

Namun, reaksi negara-negara Barat terhadap kerja sama perdagangan yang terjadi antara Rusia dan India berbeda dengan reaksinya terhadap China. Sebelumnya, AS menekan China agar tegas terhadap Rusia terkait invasi di Ukraina.

Sementara itu, belum ada reaksi keras dari negara-negara Barat yang sekiranya dapat menekan kerja sama bilateral antara India dan Rusia, lapor CNBC. Walau begitu, AS dikabarkan telah memperingatkan India terkait hubungannya dengan Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us