Hashim Minta Pengusaha Mulai Cari Tambang Uranium di RI, Ini Alasannya

- Indonesia perlu uranium untuk tenaga nuklir
- Hashim pastikan RI tidak hapus total penggunaan energi fosil
- Pembangkit listrik baru akan bersumber dari energi baru terbarukan
Jakarta, IDN Times - Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan, tenaga nuklir akan menjadi sumber daya energi baru dan terbarukan bagi penyediaan listrik di Indonesia pada masa mendatang.
Indonesia disebut Hashim telah berkomitmen menghadirkan 500 megawatt tenaga nuklir dan akan ditambah sebanyak 6,5 gigawatt. Oleh karena itu, adik Presiden Prabowo sekaligus Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini menyebut hal itu sebagai peluang bagi pengusaha tambang.
"Jadi ini adalah kesempatan bagi yang bergerak dunia usaha, anggota Kadin yang bergerak di bidang pertambangan, kalau ada kesempatan untuk mendapat atau bisa menemukan tambang-tambang uranium, monggo, silakan," kata Hashim dalam Rapimnas Kadin 2025, dikutip Rabu (3/12/2025).
1. Indonesia perlu uranium

Hashim pun menyarankan kepada para pengusaha tambang yang juga anggota Kadin untuk mulai mencari tambang-tambang uranium sebab Indonesia memerlukan mineral tersebut.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, tidak menutup kemungkinan jika nantinya Indonesia bisa melakukan ekspor uranium ke negara-negara lain.
"Kita lihat di masa depan sudah mustahil tenaga listrik tanpa nuklir. Jadi ini salah satu kesempatan khususnya kawan-kawan di daerah, kalau bisa cari tambang uranium silakan karena kita perlu di masa mendatang," kata Hashim.
2. Hashim pastikan RI tidak hapus total penggunaan energi fosil

Sebelumnya diberitakan, Hashim menegaskan Indonesia tidak akan menerapkan penghapusan total (phase-out) bahan bakar fosil.
Energi dari batu bara, gas alam, dan sejenisnya dipastikan tetap digunakan untuk menopang sektor industri dan kelistrikan nasional.
"Tidak ada phase-out dari fossil fuels kita. Pemakaian ekonomi Indonesia, terutama industri dan energi listrik Indonesia tetap akan memakai fossil fuels," kata Hashim.
3. Pembangkit listrik baru akan bersumber dari energi baru terbarukan

Meski menolak phase-out, Hashim menyatakan pemerintah memiliki komitmen kuat dalam transisi energi. Dalam 15 tahun ke depan, sebanyak 76 persen dari total daya listrik baru yang akan dibangun bersumber dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Hashim menekankan kebijakan Indonesia bukan phase-out atau penghapusan total, melainkan phase-down, yakni pengurangan penggunaan secara bertahap.
"Itu komitmen Indonesia. Tidak ada phase-out, tidak ada nanti penghapusan, melainkan kita phase-down," ujarnya.


















