Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Impor Susu Meningkat, DPR: Peternak Sapi Lokal Harus Diperhatikan

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Saan Mustopa hadir di Gedung DPR/MPR jelang pelantikan presiden dan wapres terpilih, Prabowo dan Gibran, pada Minggu (20/10/2024). (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Intinya sih...
  • Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menyoroti peternak sapi yang membuang susu di Pasuruan, Jawa Timur.
  • Saan meminta pemerintah memberikan perhatian khusus pada peternak sapi lokal agar tak lagi membuang susu hasil panen.
  • Pemerintah perlu membuka impor susu jika pasokan dalam negeri tak mencukupi, dan harus mengkalkulasi kebutuhan susu nasional.

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa turut menyoroti aksi peternak sapi yang membuang susu di Pasuruan, Jawa Timur. Aksi tersebut terjadi karena adanya pembatasan jumlah pengiriman ke Industri Pengolahan Susu (IPS) dan dibukanya keran impor susu dengan sangat lebar.

Saan meminta, pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada peternak sapi lokal agar tak lagi membuang susu hasil panen.

"Kita berharap, ya, bahwa petani-petani atau peternak-peternak lokal yang terkait dengan terutama peternak sapi untuk susu, itu juga tetap mendapatkan prioritas perhatian dari pemerintah," kata Saan kepada media, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (10/11/2024).

1. Pemerintah harus perhatikan peternak lokal

Ilustrasi sapi. (freepik.com/wirestock)

Saan tak menampik, saat ini kebutuhan impor susu sangat besar. Namun, menurut dia, pemerintah harus tetap memberikan perhatian khusus agar alokasi pasokan susu didominasi oleh peternak lokal.

Dengan demikian, kata dia, tak ada lagi susu dari peternak lokal yang tidak laku karena tak mampu bersaing dengan kualitas susu impor.

"Jadi tetap disamping memenuhi kebutuhan susu untuk nasional, itu tetap juga harus selain impor, karena memang tidak mencukupi, juga peternak itu harus mendapatkan perhatian khusus juga," kata dia.

2. Keran impor susu bisa dibuka bila ketersediaan nasional tak cukup

Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2024). (IDN Times/Amir Faisol).

Saan menilai, pemerintah bisa membuka impor susu apabila ketersediaan susu di pasar domestik sudah tak lagi bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah, kata dia, harus bisa mengkalkulasi kebutuhan susu nasional sehingga setelah ada perhitungan berapa kekurangan yang dibutuhkan bisa diakomodasi dari impor.

"Nanti sisanya kekurangan dari lokalnya berapa, baru nanti impornya berapa. Sehingga kesediaan susu secara nasional itu bisa terpenuhi," tuturnya.

3. Indonesia bakal impor 1 juta ekor sapi perah

Mentan Amran Sulaiman menghadiri Soft Launching implementasi Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan (Kalsel). (Dok Kementan)

Sebelumnya, peternak sapi asal Pasuruan, Jawa Timur membuang susu hasil panen karena adanya pembatasan pasokan susu lokal ke industri.

Peternak sekaligus pengepul susu Bayu Aji Handayanto mengatakan, kondisi ini terjadi akibat kurangnya kontrol pemerintah terhadap susu impor. Bayu berharap pemerintah memperhatikan pasokan susu dalam negeri. Terkait harga, Bayu yakin para peternak mau berdiskusi dengan industri.

Adapun, Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya sempat mengungkapkan Indonesia perlu mengimpor 1 juta ekor sapi perah untuk kebutuhan susu program Makan Bergizi Gratis dan kebutuhan susu regular. Jumlah itu merupakan akumulasi impor sapi pada 2025 -2029.

Hal itu diketahui disampaikan Amran Sulaiman dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, pada Selasa (5/11/2024) lalu.

Peda kesempatan itu, Amran juga menyampaikan, impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan 8,5 juta ton susu pada 2029. Jumlah itu terbagi atas kebutuhan susu reguler sebanyak 4,9 juta ton dan kebutuhan untuk program Makan Bergizi Gratis sebanyak 3,6 juta ton.

“Impor 1 juta ekor (2025-2029). Pelaksana: perusahaan swasta 55 perusahaan," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Dwifantya Aquina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us