Indonesia Kantongi Komitmen Investasi Proyek Pabrik Apple

- Apple berkomitmen membangun pabrik komponen di Indonesia
- Pemerintah intensif berkomunikasi dengan Apple untuk menyempurnakan perjanjian investasi
- Apple akan membawa lebih dari satu vendor pembuat komponen gawainya ke Indonesia
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengatakan pemerintah sudah mengantongi komitmen Apple secara tertulis terkait rencana investasi di Indonesia. Rosan menuturkan komitmen Apple membangun pabrik komponen di Indonesia sudah tak perlu diragukan lagi.
"Jadi, kalau komitmennya itu tidak usah diragukan lagi karena mereka sudah memberikan secara detail," kata Rosan dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/12/2024).
1. Masih membutuhkan penyempurnaan perjanjian investasi

Rosan mengatakan, pemerintah secara intensif berkomunikasi dengan Apple. Saat ini, pihak Indonesia dan Apple masih menyempurnakan perjanjian investasi tersebut.
"Jadi, ini sudah tinggal fine tuning, karena secara tertulis mereka sudah berikan. Tetapi perlu ada pembahasan dengan Kementerian terkait juga," tutur Rosan.
2. Apple bakal bawa lebih dari satu vendor komponen ke RI

Rosan mengatakan, Apple juga akan membawa lebih dari satu vendor pembuat komponen gawainya ke Indonesia.
"Jadi, masih ada vendor-vendor lain. Karena, dari satu iPhone 16 saja, itu vendornya itu ada 320. Di kami itu baru satu, dan yang sangat kecil. Nah, ini yang dibawa adalah vendor yang besar, bisa menghasilkan penjualan minimal satu miliar dolar AS juga," ujar Rosan.
3. Didorong bangun pabrik tahun depan

Untuk nilai investasi yang bakal diterima Indonesia masih belum berubah, yakni satu miliar dolar AS atau sekitar Rp15,91 triliun (kurs Rp15.907 per dolar AS). Rosan mengatakan, pihak Apple menargetkan pembangunan pabrik dimulai 2026. Namun, pemerintah mendorong Apple untuk merealisasikan investasinya tahun depan.
"Dari mereka mulai investasinya itu realisasinya 2026, itu hanya perbedaan waktu. Nah, sekarang sedang kami push ke sana untuk bisa ada realisasi 2025. Tapi, mereka sudah menyampaikan secara tertulis kepada kami," kata Rosan.