Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Sumbang US$50 Juta buat Dana Cadangan Pandemik Global

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Indonesia menggelontorkan 50 juta dolar AS atau setara Rp740 miliar dengan asumsi Rp14.800 per dolar Amerika Serikat (AS), untuk Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) yang merupakan dana cadangan untuk mengatasi pandemik global.

Sejalan dengan arahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Indonesia sebagai Presidensi G20 memprioritaskan agenda bidang kesehatan global. Dalam konteks ini, Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk memberikan hasil nyata yang tidak sekedar mendukung tetapi juga berkontribusi pada proposal pendirian FIF.

“Dengan senang hati saya sampaikan bahwa komitmen kontribusi sejumlah hampir US$1,1 miliar telah diamankan untuk FIF guna pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Angka tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar US$50 juta dari Indonesia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, Selasa (21/6/2022).

1. FIF bertujuan meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi secara global

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya pada sesi KTT G20 yang membahas soal ekonomi dan kesehatan global di La Nuvola, Roma, Italia, pada Sabtu (30 /10/2021). Presiden Joko Widodo mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. (ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Laily Rachev/am)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan sejak dibentuk, Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah membuat kemajuan dalam menjalankan mandatnya, dan mendorong aksi kolektif untuk menanggapi pandemi dan berkontribusi menuju Arsitektur Kesehatan Global yang lebih kuat.

"Saya yakin bahwa bersama-sama, kita akan mencapai hasil nyata pada Oktober, termasuk pembentukan FIF dan kolaborasi platform koordinasi," ujar pria yang akrab disapa BGS itu.

Budi menekankan tujuan khusus FIF, yaitu untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi secara global. Dan langkah penting selanjutnya adalah menentukan prioritas investasi FIF.

"Pandemi ini telah menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, dan saling ketergantungan antara keduanya. Hari ini menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan, untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi di masa depan. Mari kita lanjutkan kemitraan penting ini untuk menciptakan kesehatan dan kemakmuran bagi semua," jelasnya.

2. Pembentuk FIF disambut positif oleh anggota G20

Ilustrasi G20 (g20-indonesia.id)

Mengenai mekanisme pembiayaan baru FIF, para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 menyepakati perlunya mekanisme pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi.

Dijelaskan bahwa para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 menyambut baik perkembangan yang telah dicapai dalam membentuk Dana Perantara Keuangan yang ditempatkan di Bank Dunia selaku Wali Amanat, dan akan terus membahas tata kelola dan pengaturan operasional FIF menjelang rencana pengumuman formal pembentukannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Pemimpin G20 pada bulan November 2022.

“Yang paling penting adalah inklusivitas sehingga upaya kita dapat digabungkan, antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan, serta antara negara maju dan berkembang. Hanya dengan begitu, kita dapat secara efektif siap untuk mengatasi pandemi global berikutnya bersama-sama,” kata Sri Mulyani.

Dia mengapresiasi peran sentral WHO dalam memerangi pandemi, dan pentingnya memasukkan suara negara-negara berkembang dalam pengaturan kelembagaan, untuk menciptakan sistem pencegahan dan respons pandemi yang paling efektif.

Mengenai masalah pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan untuk Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi (PPR) yang lebih luas, para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 umumnya sepakat tentang perlunya peningkatan koordinasi antara keuangan dan kesehatan agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan.

Para menteri keuangan dan menteri kesehatan memberikan arahan agar dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang pengaturan koordinasi antara keuangan dan kesehatan.

3. Hal lain yang dibahas dalam pertemuan menteri keuangan dan menteri kesehatan G20

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (youtube.com/Sekretariat Presiden)

1st G20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan Indonesia, di bawah Kepresidenan G20 Indonesia membahas sejumlah hal.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh anggota G20, undangan, dan organisasi internasional. JFHMM diselenggarakan dalam rangka untuk berdiskusi serta meminta arahan dari para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 tentang beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh Joint Finance and Health Task Force (JFHTF).

Hal itu, antara lain perkembangan dari pembentukan FIF untuk PPR, dan mengembangkan rencana koordinasi antara keuangan dan kesehatan untuk PPR.

Hasil JFHMM hari ini akan menjadi bagian diskusi pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral di bulan Juli dan ditindaklanjuti pada JFHTF selanjutnya dalam rangka menuju JFHMM ke-2 yang akan diselenggarakan pada November 2022.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us