Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times / Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, sejumlah perusahaan multinasional memutuskan untuk menghentikan operasi mereka di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Pengamat Ekonom INDEF, Bhima Yudistira mengatakan, langkah pebisnis memilih hengkang dari Indonesia lantaran adanya penurunan daya beli masyarakat di tanah air, hal ini tentu menyulitkan mereka untuk berjualan produk di Indonesia.

Jika dilihat perusahaan-perusahaan yang memilih keluar dari Indonesia, mayoritas berasal dari sektor otomotif, menurut Bhima ini menunjukkan bahwa prospek penjualan mobil di Indonesia kurang bagus, itu lah yang membuat perusahaan multinasional pesimistis untuk berbisnis di Indonesia.

"Yang kedua banyak yg relokasi ke luar negeri, karena ketersediaan bahan baku misalnya lebih terjamin, khususnya bahan baku untuk otomotif," kata dia saat dihubungi oleh IDN Times beberapa waktu lalu.

Belum lagi, pebisnis melihat daya saing Indonesia yang kian melorot. Memang, baru-baru ini World Economic Forum (WEF) merilis laporan berjudul Global Competitiveness Report 2019. Laporan itu mencatat bahwa daya saing Indonesia melorot 5 peringkat ke posisi 50 dari sebelumnya berada di posisi 45. 

"Ini juga menjadi salah satu faktor, artinya perizinan masih relatif susah. Pembebasan lahan kalau mau ekspansi pabrik jg cukup berat," lanjutnya.

Selain Pepsi, masih ada beberapa perusahaan yang hengkang dari Indonesia. Perusahaan apa saja itu?

1. Pepsi

Pexels.com/Martin Péchy

Sebut saja, Pepsi Co yang baru-baru ini memutuskan kontrak dengan PT Anugerah Indofood Barokah. Seperti diberitakan IDN Times sebelumnya, minuman berakarbonasi asal Amerika Serikat itu, tak melanjutkan kontrak per 10 Oktober 2019.

2. Nissan Motor tutup pabrik di Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di