Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Investor Ambil Risiko, Rupiah Menguat ke Rp15.783 Pagi Ini

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (3/11/2023). Mata uang Garuda mengawali pagi di level Rp15.832.5 per dolar AS.

Seperti dikutip dari Bloomberg, rupiah menguat sebanyak 22,5 poin pada pembukaan perdagangan. Hingga pukul 09.17 WIB, rupiah sudah menguat sebanyak 72 poin atau 0,45 persen ke Rp15.783 per dolar AS.

1. Investor ambil risiko bikin rupiah menguat

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, minat pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pagi ini. Itu tercermin dari indeks saham Asia yang bergerak naik pagi ini mengikuti kenaikan indeks saham AS dan Eropa semalam.

"Hal ini bisa mendukung penguatan rupiah sebagai risk asset (aset berisiko) terhadap dolar AS hari ini," tuturnya.

Selain itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang masih menurun juga mendukung penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.

Senada, pengamat pasar keuangan, Lukman Leong mengatakan, sentimen risk-on yang terjadi di pasar keuangan memicu penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Risk-on mengacu pada situasi di mana para investor cenderung mencari aset dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.

"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah di tengah sentimen risk-on di pasar," tuturnya Lukman.

2. Penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas

Lukman memperkirakan penguatan rupiah kemungkinan terbatas karena investor menantikan data Non-Farm Payrolls (NFP) di AS, yang merupakan laporan bulanan yang diterbitkan Departemen Tenaga Kerja AS.

Laporan tersebut mengukur perubahan jumlah pekerjaan di luar sektor pertanian di Amerika Serikat.

"Penguatan akan terbatas, investor menantikan data tenaga kerja AS NFP malam ini," tambah Lukman.

Ariston juga memperkirakan penguatan rupiah akan terbatas. Menurutnya, pasar kembali masuk ke aset berisiko hanya sementara. Sebab, bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) masih berpotensi mendongkrak suku bunga.

"The Fed tidak mengesampingkan kemungkinan akan menaikan suku bunga acuannya lagi. Inflasi AS masih belum turun ke target 2 persen dan ekonomi AS terlihat masih solid," ujarnya.

Ekonomi solid AS terlihat dari data pesanan pabrik AS periode September yang dirilis semalam mengalami kenaikan 2,8 persen, lebih bagus dari kenaikan bulan sebelumnya 1 persen.

Oleh karena itu, sentimen kenaikan suku bunga atau suku bunga tinggi AS bisa kembali menghantui pasar keuangan. Belum lagi konflik yang masih berlangsung di Palestina dan Ukraina. Menurutnya, itu bisa mendorong pelaku pasar masuk lagi ke aset dolar AS.

"Malam ini, pemerintah AS akan merilis data penting yaitu sekumpulan data tenaga kerja seperti Non Farm Payrolls, tingkat pengangguran dan tingkat upah per jam sehingga pasar mungkin akan mengantisipasinya sebelum data dirilis yang bisa menahan pelemahan dolar AS," tambah Ariston.

3. Proyeksi nilai tukar rupiah hari ini

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini berpotensi mengalami penguatan ke arah Rp15.800 hingga Rp15.830, dengan potensi resisten di kisaran Rp15.900 per dolar AS.

Sementara Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp15.800 hingga Rp15.900 per dolar AS di perdagangan hari ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us