Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Investor Asing Tarik Dana Rp10,15 Triliun dari Pasar Keuangan RI

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Investor asing net sell Rp10,15 triliun di pasar keuangan Indonesia, terdiri dari penjualan bersih di pasar saham, SBN, dan SRBI.
  • Investor asing net sell Rp22,21 triliun di pasar saham, tapi net buy SBN Rp18,35 triliun dan membeli SRBI Rp6,55 triliun.
  • Yield SBN naik menjadi 6,93%, turun lagi menjadi 6,87%, sementara premi CDS Indonesia naik menjadi 80,07 bps menunjukkan risiko investasi meningkat.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melaporkan selama periode 10-13 Maret 2025, investor asing (nonresiden) melakukan penjualan bersih (net sell) alias menarik dananya dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp10,15 triliun. Penjualan bersih tersebut terdiri dari Rp1,92 triliun di pasar saham, Rp5,25 triliun Surat Berharga Negara (SBN).

"Dan Rp2,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, Sabtu (15/3/2025).

1. Investor asing jual saham Rp22,21 triliun sejak awal tahun

ilustrasi pendapatan (IDN Times/Aditya Pratama)

BI mencatat sepanjang 2025 hingga 13 Maret, investor asing secara keseluruhan melakukan penjualan bersih sebesar Rp22,21 triliun di pasar saham Indonesia. Artinya, mereka lebih banyak menjual saham dibanding membelinya.

Namun, di pasar SBN, yang merupakan instrumen utang pemerintah, investor asing justru mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp18,35 triliun. Selain itu, mereka juga membeli SRBI senilai Rp6,55 triliun.

2. Imbal hasil obligasi negara naik lalu turun kembali

Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

BI melaporkan pada Kamis (13/3/2025), imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun mengalami kenaikan hingga mencapai 6,93 persen. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury Note) dengan tenor yang sama justru turun ke level 4,268 persen.

Namun, pada Jumat pagi (14/3/2025), yield SBN kembali turun menjadi 6,87 persen.

3. Risiko investasi Indonesia naik tercermin dari CDS

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

BI mencatat premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun meningkat menjadi 80,07 basis poin (bps) pada 13 Maret 2025. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 76,11 bps yang tercatat pada 7 Maret 2025.

Premi CDS mencerminkan persepsi risiko investor terhadap kemampuan suatu negara dalam membayar utangnya. Kenaikan itu menunjukkan risiko investasi di Indonesia sedikit meningkat di mata investor global.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us