IPC TPK Antisipasi Lonjakan Aktivitas Pelabuhan Jelang Nataru

- Volume petikemas tumbuh 13,32 persen sepanjang Jan-Nov 2025
- Pertumbuhan terjadi di hampir seluruh wilayah operasional
- Ekspor nonmigas Indonesia naik 8,42% pada periode yang sama
Jakarta, IDN Times - IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) memastikan operasional terminal tetap berjalan normal menjelang akhir 2025 di tengah meningkatnya aktivitas kepelabuhanan, seiring naiknya volume arus petikemas sepanjang tahun ini.
"Fokus kami adalah menjaga keandalan operasi agar pengguna jasa mendapatkan kepastian layanan di tengah meningkatnya aktivitas kepelabuhanan. Menjelang akhir tahun, kami memastikan seluruh terminal tetap beroperasi optimal untuk menjaga kelancaran arus barang," kata Corporate Secretary IPC TPK, Pramestie Wulandary dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).
1. Kinerja petikemas tumbuh dua digit

IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) mencatat volume petikemas sebesar 3.269.607 TEUs sepanjang Januari-November 2025. Angka tersebut tumbuh 13,32 persen dibandingkan periode yang sama 2024 yang mencapai 2.885.249 TEUs.
Pramestie menyebut kenaikan volume tersebut terjadi di seluruh area kerja perusahaan seiring meningkatnya aktivitas kepelabuhanan. Peningkatan arus petikemas juga mencerminkan pergerakan logistik yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kinerja yang terus tumbuh menjadi indikator arus logistik di pelabuhan semakin efisien. Bagi kami, angka kinerja bukan sekadar capaian internal, tetapi cerminan kelancaran distribusi barang dari hulu ke hilir," ujarnya.
2. Pertumbuhan terjadi di hampir seluruh wilayah

Pertumbuhan volume petikemas tercatat di hampir seluruh wilayah operasional. Area non-Tanjung Priok yang mencakup Sumatera dan Pontianak mencatat pertumbuhan 11,09 persen sepanjang Januari–November 2025. Sementara itu, Area Tanjung Priok tumbuh 13,86 persen pada periode yang sama.
Berdasarkan catatan perusahaan, peningkatan volume petikemas di sejumlah pelabuhan sejalan dengan naiknya aktivitas ekspor berbagai komoditas.
Di Pelabuhan Panjang, ekspor refined glycerine tercatat meningkat 438,6 persen dan kopi naik 201 persen. Di Palembang, ekspor karet dan kelapa masing-masing tumbuh 119 persen dan 105 persen. Adapun di Sumatera Barat, ekspor gambier naik 58,3 persen dan cassia vera meningkat 25,4 persen.
Sementara di Tanjung Priok, pertumbuhan volume petikemas terjadi seiring beroperasinya sejumlah layanan pelayaran internasional dan domestik baru sepanjang 2025.
3. Sejalan dengan tren ekspor nasional

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–Oktober 2025 sebesar 234,04 miliar dolar AS, tumbuh 6,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor nonmigas tercatat 223,12 miliar dolar AS atau naik 8,42 persen, sementara impor mencapai 198,16 miliar dolar AS atau meningkat 2,19 persen. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 35,88 miliar dolar AS.
IPC Terminal Petikemas merupakan operator terminal petikemas yang mengelola layanan berbasis jaringan antarpelabuhan dan menjadi anak usaha Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas.
Perusahaan beroperasi di enam area kerja, yakni Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pontianak (Kalimantan Barat), Panjang (Lampung), Palembang (Sumatera Selatan), Teluk Bayur (Padang), dan Jambi.


















