IPC TPK Laporkan Arus Peti Kemas Naik 13,1 Persen hingga Oktober

- Pertumbuhan arus petikemas didominasi oleh ekspor komoditas unggulan dari Sumatra, dengan kenaikan tertinggi di Area Panjang, Palembang, dan Teluk Bayur.
- Jumlah kapal yang dilayani IPC TPK meningkat 5,7 persen hingga Oktober 2025, dengan total 4.349 kapal yang sandar di terminal perusahaan.
- Data BPS menunjukkan nilai ekspor Indonesia tumbuh 8,14 persen dan impor naik 2,62 persen pada periode Januari-September 2025, mencatat surplus 33,48 miliar dolar AS.
Jakarta, IDN Times - IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) melaporkan adanya peningkatan arus petikemas sebesar 13,1 persen pada periode Januari-Oktober 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan mencatat kinerja 2.947.775 TEUs, lebih tinggi dari 2.604.740 TEUs pada 2024. Peningkatan ini dikaitkan dengan upaya perusahaan memperluas layanan dan menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) di operasional terminal.
"Peningkatan layanan terus kami terapkan guna memberikan kepastian bagi para pengguna jasa dengan mengutamakan penerapan Environmental, Social and Governance," kata Corporate Secretary IPC TPK Pramestie Wulandary dalam keterangan resmi, Selasa (18/11/2025).
1. Pertumbuhan didorong lonjakan ekspor komoditas di Sumatera

IPC TPK menyampaikan pertumbuhan arus petikemas hingga Oktober 2025 didominasi oleh ekspor komoditas unggulan dari wilayah Sumatra. Area Panjang menjadi wilayah dengan kenaikan tertinggi, yaitu 24,25 persen.
Peningkatan tersebut terutama berasal dari ekspor refined glycerine, kopi, karet, udang beku, hingga pisang segar.
Area Palembang mencatat pertumbuhan 8,43 persen yang dipicu oleh kenaikan ekspor karet, kelapa, dan produk kayu.
Sementara itu, Area Teluk Bayur mengalami peningkatan 15,76 persen, terutama dari komoditas gambir dan cassia vera. Kinerja positif juga terlihat di Tanjung Priok 1 dan 2 yang masing-masing naik 11,7 persen dan 5,6 persen, serta Area Pontianak yang naik 7,6 persen.
2. Jumlah kapal sandar bertambah 5,7 persen

Jumlah kapal yang dilayani IPC TPK turut meningkat 5,7 persen pada periode Januari-Oktober 2025. Total 4.349 kapal tercatat sandar di terminal perusahaan, naik dari 4.114 kapal pada periode yang sama tahun lalu.
IPC TPK juga menambah sejumlah layanan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat penerapan prinsip ESG. Salah satu langkahnya adalah meluncurkan sistem Single Billing PARAMA, sebuah portal terpadu yang memudahkan pengguna jasa melakukan permintaan layanan secara daring.
"Dengan hadirnya PARAMA, diharapkan dapat menciptakan proses layanan yang semakin efisien, transparan dan ramah lingkungan," tulis perusahaan.
3. Data BPS tunjukkan ekspor nasional masih menguat

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-September 2025 mencapai 209,81 miliar dolar AS atau tumbuh 8,14 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sementara impor tercatat 176,32 miliar dolar AS atau naik 2,62 persen. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus 33,48 miliar dolar AS.
IPC TPK menyatakan akan terus menjaga tren positif operasional untuk mendukung penguatan ekonomi dan konektivitas logistik nasional maupun internasional.


















