Janji 19 Juta Lapangan Kerja Sulit Tercapai, Apa Alasan Pemerintah?

- Noel menyatakan penciptaan 19 juta lapangan kerja tidak bisa diwujudkan secara instan dan membutuhkan proses.
- Pemerintah sedang memaksimalkan upaya melalui proyek-proyek berbasis investasi yang dapat membuka perekrutan tenaga kerja.
- Noel mengaku belum berani menyampaikan angka optimistis pengganti 19 juta.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker),Immanuel Ebenezer, menanggapi sorotan publik terkait janji penciptaan 19 juta lapangan kerja yang pernah disampaikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat kampanye.
Dia menyebut target tersebut memungkinkan tercapai jika situasi global dan domestik stabil. Menurutnya, situasi saat ini tak mendukung karena dunia sedang dilanda ketidakpastian sehingga realisasinya membutuhkan proses.
"Nah masalahnya kan kondisi global ini lagi hancur-hancuran. Memang Pak Prabowo Tuhan bisa melihat ke depan? Ada yang tahu Presiden Amerika sekarang Donald Trump? Kan nggak ada yang tahu. Semua kan gambling," kata dia di kantornya, Kamis (14/8/2025).
1. Pemerintah perlu waktu dan kondisi yang stabil

Noel (sapaan akrabnya) mengatakan penciptaan 19 juta lapangan kerja tidak bisa diwujudkan secara instan dan membutuhkan proses. Terlebih, dia menjelaskan janji tersebut dibuat dengan asumsi kondisi global yang stabil.
Namun, saat ini banyak industri terpaksa bertahan atau melakukan efisiensi akibat ketidakpastian ekonomi dunia, termasuk dampak perang tarif di era Donald Trump.
"Semua industri kan kita lihat memang banyak yang bertahan kan, defense. Ada yang bertahan, nggak mampu, efisiensi, melakukan layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK), dan sebagainya," jelas dia.
2. Pemerintah dorong investasi untuk buka lapangan Kerja

Noel menyatakan pemerintah sedang memaksimalkan upaya melalui proyek-proyek berbasis investasi yang dapat membuka perekrutan tenaga kerja.
Dia mencontohkan, pelaku industri tekstil sempat mengeluhkan dampak Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 yang dinilai menghambat operasional.
"Nah, akhirnya kan itu udah dicabut oleh Presiden. Dicabut dan direvisi. Nah itu kan salah satu penghambatnya. Belum lagi manufaktur yang lain. Banyak juga gitu yang sekarang Presiden concern pada perusahaan itu," paparnya.
Menurut Noel, pencabutan Permendag Nomor 8 disambut positif oleh pelaku industri tekstil karena mengurangi pembatasan yang mengganggu produksi.
3. Kemnaker belum menentukan target baru

Terkait target penciptaan lapangan kerja di tengah kondisi perekonomian global dan domestik saat ini, Noel mengaku belum berani menyampaikan angka optimistis pengganti 19 juta.
Dia menyatakan, perhitungan teknis target lapangan kerja berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, sementara Kementerian Ketenagakerjaan berperan di hilir.
"Saya belum berani memberi sebuah target ya. Tapi, yang penting kami sebagai pemerintah sedang melakukan upaya semaksimal mungkin. Pasti yang terbaik lah. Gak mungkin kami mau berhalu tidak mampu. Negara ini harus pasti," ujarnya.