Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, pada 10 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque
Sementara, dalam wawancara dengan Fox News pada akhir pekan, Menteri Luar Negeri Pompeo mengklaim pemerintah Amerika Serikat menemukan bukti bahwa TikTok termasuk salah satu aplikasi yang "memberikan data secara langsung kepada Partai Komunis" di Tiongkok.
Karena itu, lanjut Pompeo, pemerintah akan mengambil langkah-langkah dengan mempertimbangkan "serangkaian risiko keamanan nasional secara luas, yang ditimbulkan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis" tersebut.
Namun, induk perusahaan TikTok, ByteDance, membantah semua tudingan tersebut. Korporasi yang berkantor pusat di Beijing itu menyatakan, tak mungkin TikTok melakukan hal tersebut karena perusahaannya dipimpin warga AS.
"TikTok dipimpin oleh CEO Amerika, dengan ratusan karyawan dan pemimpin kunci di bidang keselamatan, keamanan, produk dan kebijakan publik di Amerika Serikat," kata juru bicara ByteDance kepada Bloomberg.
"Kami tak pernah menyediakan data pengguna kepada Pemerintah Tiongkok, kami tidak akan melakukannya juga jika diminta," kata juru bicara itu, lagi.