Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Pamer Indonesia Makin Punya Banyak Smelter, Ini Tambahannya

Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam acarameresmikan pabrik bahan anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Presiden Jokowi umumkan tiga smelter segera produksi dalam beberapa bulan ke depan.
  • Rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik mulai terwujud di Indonesia.
  • Jokowi teguh pada keputusan menghentikan ekspor bahan mentah nikel, meskipun digugat oleh Uni Eropa.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan tiga smelter, yaitu milik PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Amman Mineral Internasional Tbk, dan smelter bauksit di Mempawah, akan segera memulai produksi dalam beberapa bulan ke depan.

Hal itu dia sampaikan dalam acara peresmian pabrik bahan anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang merupakan pabrik anoda terbesar di dunia, Rabu (7/8/2024).

Jokowi merinci, pada Agustus dan September mendatang smelter dari PTFI di Gresik dan PT Amman di Sumbawa akan mulai berproduksi. Selain itu, smelter bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat, juga diperkirakan akan memulai produksi percobaan pada bulan ini atau bulan depan.

“Sehingga kalau semuanya jadi, sekali lagi, ekosistemnya akan terbangun, kita akan bisa masuk ke global supply chains, yang itu akan memberikan nilai tambah yang besar, baik masalah recruitment tenaga kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi kita,” kata Jokowi, Rabu.

1. Mimpi besar Jokowi dimulai dengan menyetop ekspor bahan mentah

Bijih nikel di tambang nikel PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. (dok. Antam)

Jokowi menjelaskan rencana pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik yang diputuskan beberapa tahun lalu kini mulai terlihat nyata di Indonesia.

Langkah awal dimulai dengan menghentikan ekspor bahan mentah nikel pada 2020, meski pada saat itu banyak yang menentang dari dalam negeri karena menyebabkan kerugian sekitar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp20 triliun.

“Tapi saya saat itu meyakini bahwa nilai tambah kalau kita setop raw material ini akan melompat naik,” ujarnya.

Hal itu terbukti dengan nilai ekspor nikel kini telah mencapai 34 miliar dolar AS, melonjak dari sebelumnya Rp33 triliun menjadi sekitar Rp510 triliun. Jadi, meskipun awalnya banyak yang tidak setuju dan terjadi pro dan kontra, hasil akhirnya menunjukkan lompatan nilai tambah yang sangat besar.

2. Pemerintah tetap teguh meski kalah gugatan dari Uni Eropa

Ilustrasi WTo (caixin.com)

Jokowi menyatakan meskipun Indonesia digugat oleh Uni Eropa sekalipun, dan kalah dalam gugatan tersebut, pemerintah tetap teguh pada posisinya. Dia menegaskan Indonesia adalah negara yang berdaulat dan kepentingan nasional adalah prioritas utama.

“Kepentingan nasional adalah segala-galanya buat kita. Tidak bisa kita didekte oleh siapapun. Saya sampaikan kepada Menteri, maju terus,” tegasnya.

Oleh karenanya, Jokowi menginstruksikan kepada para menteri untuk terus maju meskipun kalah dalam gugatan dan upaya banding, karena Indonesia kini telah memiliki industri dan ekosistem besar untuk kendaraan listrik (EV) dan baterai EV.

3. Sejumlah proyek smelter di Indonesia sudah beroperasi

PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Dok. GNI)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan impian Indonesia untuk membangun ekosistem besar kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi kini mulai terwujud.

Dia menjelaskan smelter nikel dan turunannya di Morowali, Weda Bay, dan lokasi lainnya sudah mulai beroperasi.

“Jadi yang kita impikan sebuah ekosistem besar, kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi satu persatu mulai kelihatan,” tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
Dwifantya Aquina
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us