Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Tanyakan ke Biden soal Dana Pensiun Dini PLTU

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC. Pertemuan berlangsung pada Senin (13/11/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mempertanyakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengenai komitmen pendanaan transisi energi dari negara maju.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Arifin menerangkan, Indonesia mempertanyakan sumber pendanaan murah yang tidak membebani negara berkembang dalam melakukan transisi energi.

"Dananya sih ada, cuma kan, ya sama, hampir sama dengan dana komersial," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/11/2023).

1. Pendanaan transisi energi jangan membebani

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/11/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Oleh karenanya, Jokowi mempertanyakan kepada Joe Biden bahwa seharusnya ada pendanaan yang tidak membebani negara berkembang, seperti Indonesia dalam hal melakukan transisi energi dengan melakukan pensiun dini PLTU batubara.

"Jadi, memang kemarin juga dipertanyakan oleh Pak Presiden ke Pak Biden bahwa harus ada sumber dana yang beban bunganya, memudahkan, tidak seperti commercial finance," jelas Arifin.

2. Instrumen JETP tak fokus untuk pensiun dini PLTU batubara

pixabay

Indonesia sendiri telah menginisiasi Just Energy Transition Partnership (JETP), kolaborasi antara Indonesia dan para pemimpin International Partners Group (IPG), yang dipimpin bersama oleh Amerika Serikat dan Jepang.

Sebagai kemitraan pendanaan iklim multilateral, JETP Indonesia memiliki tujuan untuk mendukung target iklim Indonesia, salah satunya melalui pembiayaan oleh mitra internasional terkait.

Hanya saja, dikatakan Arifin, JETP tidak hanya berfokus terhadap program pensiun dini PLTU batubara. Sebab, ada lima program yang dijalankan oleh JETP.

"Kan kita juga minta JETP itu kan yang kemarin kan kita minta 5 program ya, early retirement (pensiun dini), transmission, base load renewable, kemudian renewable yang tidak base load, kemudian untuk ekosistemnya," tambahnya.

3. Transisi energi butuh investasi yang sangat besar

PLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan, Indonesia dan negara berkembang lainnya menghadapi tantangan besar untuk melakukan transisi energi, terutama dari sisi pendanaan dan transfer teknologi.

"Ini saya sampaikan di mana-mana setiap ketemu yang namanya investor, baik Indonesia maupun negara berkembang lainnya, mengenai pendanaan dan transfer teknologi ini selalu menjadi tantangan besar," katanya saat menyampaikan kuliah umum di Stanford University, Amerika Serikat (AS), dikutip dari saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/11/2023).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, transisi energi membutuhkan investasi yang sangat besar, selain perlunya transfer teknologi dan kolaborasi dengan negara maju.

"Inilah yang menjadi tantangan dan sering menyulitkan negara-negara berkembang. Karena itu, Indonesia ingin memastikan bahwa transisi energi juga menghasilkan energi yang bisa terjangkau oleh rakyat, bisa terjangkau oleh masyarakat," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us