Kaleidoskop 2024: Investasi Paling Jadi Sorotan, Nilainya Jumbo

- Investasi LG Energy Solution di Indonesia mencapai Rp142 triliun untuk pembangunan pabrik katoda baterai kendaraan listrik
- Starlink milik Elon Musk resmi beroperasi di Indonesia dengan investasi Rp30 miliar, mendukung layanan publik namun menimbulkan pro dan kontra
Jakarta, IDN Times - Tahun 2024 dipenuhi berbagai dinamika dalam dunia investasi strategis di Indonesia. Ada proyek ambisius yang sukses mencuri perhatian, namun tak sedikit pula yang tersendat hingga akhirnya batal dijalankan.
Pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, ekspansi Apple di pasar Indonesia, hingga pembatalan proyek pemurnian nikel menggambarkan beragam peluang sekaligus tantangan dalam upaya menarik minat investor asing.
Berikut rangkuman investasi yang menjadi sorotan sepanjang tahun ini!
1. Konsorsium LG Energy Solution

Konsorsium LG Energy Solution berinvestasi strategis untuk pembangunan pabrik katoda di Grand Batang City, Jawa Tengah, sebagai bagian dari pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.
Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Ngurah Wirawan mengatakan, proyek tersebut akan menggunakan lahan seluas 20 hektare (ha) dengan persiapan soil test dan perencanaan dasar yang sedang berlangsung.
Bahlil Lahadalia yang kala itu menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM mengungkapkan, feasibility study (FS) proyek tersebut telah rampung Agustus lalu, sehingga konstruksi dapat dimulai pada September 2024. Namun belum ada informasi lebih lanjut.
"Di lokasi ini juga akan dilakukan pembangunan katoda dari ekosistem baterai mobil dari LG Group yang akan dibangun September karena sudah selesai FS-nya di Agustus," kata Bahlil dilansir dari situs indonesia.go.id.
Proyek tersebut dijalankan oleh konsorsium LG bersama BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC), dengan total investasi mencapai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp142 triliun.
Investasi tersebut mencakup tambang hulu senilai 850 juta dolar AS, smelter HPAL 4 miliar dolar AS, pabrik prekursor/katoda 1,8 miliar dolar AS, dan pabrik sel baterai 3,2 miliar dolar AS.
2. Starlink

Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, telah resmi beroperasi di Indonesia dengan investasi tercatat sebesar Rp30 miliar dan tiga tenaga kerja terdaftar, menurut data Online Single Submission (OSS).
Kehadirannya bertujuan untuk menyediakan akses internet di wilayah terpencil dan mendukung layanan publik seperti puskesmas dan sekolah.
Pada Mei 2024, Presiden ke-7 Joko "Jokowi" Widodo bertemu dengan Elon Musk di Bali berharap Starlink dapat menyediakan layanan internet terjangkau di Indonesia. Peluncuran layanan tersebut dilakukan di Denpasar, Bali pada Mei 2024, dengan tujuan meningkatkan digitalisasi dalam layanan kesehatan dan pendidikan.
Meskipun demikian, kehadiran Starlink menimbulkan pro dan kontra. Beberapa pihak mengkhawatirkan dampaknya terhadap industri telekomunikasi lokal.
Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengkritisi keputusan pemerintah menghadirkan Starlink, khawatir akan dominasi industri seluler nasional.
"Padahal yang namanya Telkom, Telkomsel, Indosat dan sebagainya itu sudah berjuang berdarah-darah,” ujarnya dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI, Selasa (11/6).
3. Apple

Pada Oktober 2024, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melarang penjualan iPhone 16 karena Apple belum memenuhi persyaratan TKDN sebesar 40 persen untuk perangkat tersebut.
Sebagai respons, Apple mengajukan proposal investasi sebesar 100 juta dolar AS untuk membangun pabrik aksesori dan komponen di Bandung, Jawa Barat. Namun, pemerintah menilai jumlah tersebut tidak sebanding dengan investasi Apple di negara lain, seperti Vietnam dan India, serta tidak memenuhi prinsip keadilan.
Pada Desember 2024, pemerintah mengumumkan Apple meningkatkan komitmen investasinya menjadi 1 miliar dolar AS. Investasi itu difokuskan untuk memperkuat TKDN dan pengembangan industri lokal.
"Dari mereka mulai investasinya itu realisasinya 2026, itu hanya perbedaan waktu. Nah, sekarang sedang kami push ke sana untuk bisa ada realisasi 2025. Tapi, mereka sudah menyampaikan secara tertulis kepada kami," kata Rosan dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/12).
Sementara itu, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, pihaknya telah menerima proposal baru dari Apple yang juga telah disampaikan ke Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Namun, pihaknya masih menantikan kehadiran petinggi Apple untuk melakukan negosiasi langsung.
"Pak Menteri Perindustrian sudah bilang beberapa kali, sudah diundang ke sini (Apple) tetapi gak pernah nongol-nongol, respons-nya lewat Whatsapp saja," kata Febri kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/12).
"Respons yang kami harapkan, mereka datang ke sini hadir fisik, petinggi Apple-nya," imbuh dia.
4. BASF

Kementerian Investasi/BKPM mengonfirmasi pembatalan rencana investasi pemurnian nikel oleh BASF dan Eramet di Proyek Sonic Bay, Maluku Utara. Keputusan tersebut, menurut pemerintah, tidak mempengaruhi minat investor asing di sektor hilirisasi.
BASF dan Eramet, melalui PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN), sebelumnya berencana mengembangkan proyek senilai 2,6 miliar dolar AS di Kawasan Industri Teluk Weda. Proyek itu mencakup pembangunan pabrik dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memproduksi Mixed Hydroxide Precipitates (MHP).
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan menyebut pembatalan ini merupakan keputusan bisnis berdasarkan evaluasi internal perusahaan.
”Kami dari awal terus mengawal rencana investasi ini. Namun pada perjalanannya, perusahaan beralih fokus, sehingga pada akhirnya mengeluarkan keputusan bisnis membatalkan rencana investasi proyek Sonic Bay ini,” kata Nurul, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (27/6).
Dalam pernyataan resmi, BASF mengumumkan penghentian evaluasi proyek tersebut, dengan alasan perubahan signifikan di pasar nikel global, ketersediaan pasokan nikel kelas baterai, dan tidak perlunya investasi besar untuk menjamin kebutuhan logam bagi bisnis baterai mereka.
BASF dan Eramet sebelumnya menandatangani kesepakatan pada 2020 untuk mengevaluasi proyek ini, tetapi kini menghentikan seluruh kegiatan evaluasi dan negosiasi terkait.
“Setelah evaluasi menyeluruh, kami memutuskan untuk tidak melaksanakan proyek pemurnian nikel-kobalt di Teluk Weda,” kata Anggota Dewan Direksi Eksekutif BASF SE, Anup Kothari.